Konseling Lintas Budaya, Curriculum : 2015


Courser in EnglishCROSS-CULTURAL COUNSELING
ProgramBimbingan dan Konseling
SKS2 SKS
RPS26 Data

RPS (Rencanan Perkuliahan Semester)

Course Descriptions

-

Learning Outcomes

-

References

-


Details ...
Course Descriptions

-

Learning Outcomes

-

References

-


Details ...
Course Descriptions

-

Learning Outcomes

-

References

-


Details ...
Course Descriptions

Mata kuliah ini membekali mahasiswa tentang Pengantar, Kontrak Perkuliahan, Konsep Konseling Lintas Budaya, Asas, prinsip dan hambatan KLB, Bimbingan konseling dan kebudayaan, Dimensi-dimensi budaya dalam KLB, Konselor dalam KLB, Empati budaya dalam KLB, Kebudayaan dan kontak budaya, Kebudayaan dan kepribadian, Kerangka umum KLB, Kebudayaan dan komunikasi sebagai elemen budaya, Perspektif Etic dan Emic dalam Konseling Lintas Budaya, Konseling Multibudaya, Praktik/simulasi KLB dgn teman sebaya (individu).

Learning Outcomes

Capaian Pembelajaran (CP)

 

CPL-PRODI yang dibebankan pada MK

CPL1 (S5)

Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan, serta pendapat atau temuan orisinal orang lain;

CPL2 (P20)

Menguasai informasi dan problematik perkembangan masyarakat dalam proses pendidikan dan latar sosial budayanya

CPL3 (KU5)

Mampu mengambil keputusan secara tepat dalam konteks penyelesaian masalah di bidang keahliannya, berdasarkan hasil analisis informasi dan data;

CPL4 (KU8)

Mampu melakukan proses evaluasi diri terhadap kelompok kerja yang berada di bawah tanggung jawabnya, dan mampu mengelola pembelajaran secara mandiri;

CPL5 (KK33)

Terampil menggunakan berbagai informasi dan problematik perkembangan masyarakat yang terkait dengan proses pendidikan dan latar sosial budayanya sebagai kerangka pikir (world view) layanan bimbingan dan konseling yang menjadi tanggung jawabnya

CPL6 (KK62)

Terampil mengembangkan ciri khas bimbingan dan konseling berdasarkan kearifan lokal

Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK)

CPMK1

Mahasiswa mampu menjelaskan konsep, asas, prinsip, hambatan, BK dan kebudayaan, serta dimensi-dimensi budaya dalam KLB (CPL1, CPL2).

CPMK2

Mahasiswa mampu menguraikan konselor, empati budaya, kebudayaan dan kontak budaya, kebudayaan dan kepribadian dalam KLB (CPL1, CPL2).

CPMK3

Mahasiswa mampu membedakan kerangka umum KLB, kebudayaan dan komunikasi sebagai elemen budaya, perspektif etic dan emic dalam konseling lintas budaya, serta Konseling Multibudaya (CPL2, CPL3, CPL4).

CPMK4

Mahasiswa mampu merancang praktik/simulasi KLB dgn teman sebaya (individu) (CPL3, CPL4, CPL5, CPL6).

Kemampuan akhir tiap tahapan belajar (Sub-CPMK)

Sub-CPMK1

Mahasiswa mampu menjelaskan Konsep Konseling Lintas Budaya (C3, A3) (CPMK1)

Sub-CPMK2

Mahasiswa mampu memberikan argumentasi Asas, prinsip dan hambatan KLB (C4, A3, P2) (CPMK1)

Sub-CPMK3

Mahasiswa mampu memperbandingkan BK dan kebudayaan (C5, A4) (CPMK1)

Sub-CPMK4

Mahasiswa mampu menyimpulkan Dimensi-dimensi budaya dalam KLB (C5, A4) (CPMK1)

Sub-CPMK5

Mahasiswa mampu menyusun Konselor dalam KLB (C6, A5, P2) (CPMK2)

Sub-CPMK6

Mahasiswa mampu  membahas Empati budaya dalam KLB (C5, A5) (CPMK2)

Sub-CPMK7

Mahasiswa mampu membahas Kebudayaan dan kontak budaya (C5, A5) (CPMK2)

Sub-CPMK8

Mahasiswa mampu menguraikan Kebudayaan dan kepribadian (C5, A5) (CPMK2)

Sub-CPMK9

Mahasiswa mampu membandingkan Kerangka umum KLB (C5, A4) (CPMK3)

Sub-CPMK10

Mahasiswa mampu menguraikan Kebudayaan dan komunikasi sebagai elemen budaya (C5, A5) (CPMK3)

Sub-CPMK11

Mahasiswa mampu menguraikan Perspektif Etic dan Emic dalam Konseling Lintas Budaya (C5, A5) (CPMK3)

Sub-CPMK12

Mahasiswa mampu menguraikan Konseling Multibudaya (C5, A5) (CPMK3)

Sub-CPMK13

Mahasiswa mampu merancang praktik/simulasi KLB dgn teman sebaya (individu) (C6, A5) (CPMK4)

 

Korelasi CPMK terhadap Sub-CPMK

 

 

Sub-CPMK1

Sub-CPMK2

Sub-CPMK3

Sub-CPMK4

Sub-CPMK5

Sub-CPMK6

Sub-CPMK7

Sub-CPMK8

Sub-CPMK9

Sub-CPMK10

Sub-CPMK11

Sub-CPMK12

Sub-CPMK13

CPMK1

           

 

 

 

CPMK2

       

   

 

 

 

CPMK3

   

 

 

 

 

 

 

 

CPMK4

   

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

References

Pustaka

Utama

 

  1. Jumarin. 2002. Dasar-dasar Konseling Lintas Budaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset
  2. Adhiputra, Anak Agung Ngurah. 2013.Konseling Lintas Budaya. Yogyakarta: Graha Ilmu
  3. Supriadi, Dedi. 2001. Konseling Lintas Budaya: isu-isu dan relevansinya di Indonesia. Pidato pengukuhan jabatan guru besar tetap dalam bidang BK. Jakarta: Depdiknas dan UPI
  4. Robert and Marianne. 2010. Bimbingan dan konseling edisi ke tujuh. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
  5. Larry,dkk. 2010. Komunikasi Lintas Budaya. Jakarta: Salemba Humanika

 

Pendukung

 

  1. Ahmadi, Abu. 1986. Antropologi Budaya: mengenal kebudayaan dan suku-suku bangsa di Indonesia. Surabaya: Pelangi.
  2. Anderson, D.J., Gingras, A.C. 1991. Sensitizing Counselor and Educators to Multicultural Issues: an interactive approach. Journal of Counseling and Development. 70: 91-93.
  3. Arredondo, Patricia., Gonsalves, John. 1980. Preparing Culturally Effective Counselors. The Presonnel and Guidance Journal. Juni.
  4. Barnadib. 1995. Meninjau Kebudayaan Nasional dan Sumbangan bagi Bimbingan dan Konseling. Makalah disampaikan dalam Kongres VIII dan Konvensi Nasional X IPBI di Surabaya.
  5. Bilton, Tony., et al. 1981. Introductory Sosiology. London: The Macmillan Press Ltd.
  6. Brammer, Lawrence., Shostrom, Everett. 1982. Therapeutic Psychology: fundamentals of counseling and psychotherapy (4th ed). New Jersey: Prentice-Hall Inc.
  7. Brislin, Richard. 1981. Cross-Cultural Encounter. New York: Pergamon Press.
  8. Budi. 11 Pebruari 1995. Penyimpangan Sosial Remaja Perkotaan. Harian Jayakarta. Hal IV. Kolom 4-9.
  9. Carter, RT. 1991. Cultural Values: a review of empirical research and implications for counseling. Journal of Counseling & Development. 70: 164-173.
  10. Chinapah, V. 1987. Differential Acces to Primary Schooling: can education promote equality in a multi-cultural society? International Journal for the Advanced of Counseling. 10: 5-17.
  11. Davenport, Donna., Yurich, John. 1991. Multicultural Gender Issues. Journal of Counseling & Development. 70 (1): 64-71.
  12. Dewantara, KH. 1977. Pendidikan 9(cetakan kedua). Yogyakarta: Majalis Luhur Persatuan Taman Siswa.
  13. D”Andrea, Michael., Daniels, Judy, 1991. Exploring the Different Levels of Multicultural Counseling Training in Counselor Educations. Journal of Counseling & Development. 70: 78-85.
  14. Fetterman, David. 198
  15.  
  16. 4. Ethnography in Educational Evaluation (2nd ed). California: Sage Publications.
  17. Ford, Robert. 1987. Cultural Awareness and Cross-Cultural Counseling. International Journal for the Advanced Counseling. 10: 71-78.
  18. Fraenkel, Jack. 1977. How to Teach About Values: an analityc approach. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
  19. Gerertz, Hildred. 1983. Keluarga Jawa. Jakarta: Grafiti Pres.
  20. Goldenweiser, Alexander. 1968. History, Psychology and Culture. Oregon: Gloucester, Mass.
  21. Goode, William. 1991. Sosiologi Keluarga (terjemahan oleh Lailahanum Hasyim). Jakarta: Bumi Aksara.
  22. Graves, Desmond. 1986. Coorporate Culture – Diagnosis and Change. New York: The Free Press.
  23. Herr, Edmin (ed). 1989. Counseling in a Dynamic Society: opportunities and chalenges. American Association for Counseling and Development.
  24. Ihromi, TO. 1990. Pokok-pokok Antropologi Budaya. Jakarta: Gramedia.
  25. Keesing, Roger., Keesing, Felix. 1971. New Perspective ini Cultural Antrhopology. New York: Holt, Rinehart and Winston, Inc.
  26. Koentjaraningrat. 1988. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Penerbit Djambatan.
  27. Koentjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.
  28. Kuntowijoyo. 1987. Budaya dan Masyarakat. Yogyakarta: Tiara Wacana.
  29. Loekmono, Lobby. 1991. Tantangan Konseling. Semarang: Penerbit Satya Wacana.
  30. McRae, Mary., Johnson, Samuel. 1991. Toward Training for Competence in Multicultural Counselor Education. Journal of Counseling & development. 70 (1): 131-135.
  31. Menanti, Asih. 2005. Konseling Indigenous. Makalah disampaikan pada Konvensi Nasional ABKIN di Bandung 2005.
  32. Munandir. 1989. Bimbingan Sekolah di Indonesia: Corak yang Bagaimana. Disajikan dallam pidato pengukuhan guru besar IKIP Malang tanggal 6 Juli 1989.
  33. Mulder, Niels. 1985. Pribadi dan Masyarakat di Jawa. Jakarta: Penerbit Sinar Harapan.
  34. Nwachuku, Uchena., Ivey, Allene. 1991. Culture-Specific Counseling: an alternative training model. Journal of Counseling and Development. 70: 106-111.
  35. Persell, Caroline. 1990. Understanding Society (3rd ed). New York: Harper and Row Publishers, Inc.
  36. Prayitno. 1987. Profesionalisasi Konseling dan Pendidikan Konselor. Jakarta: Depdikbud.
  37. Ritzer, George (et al). 1979. Sosiology: experiencing a changing society. Boston: Allyn and Bacon, Inc.
  38. Rosjidan. 1994. Proses dan Teknik Konseling yang Memperhatikan Budaya Setempat. Pendidik Konselor. 4 Juni, h. 17-22.
  39. Rosjidan. 1995. Pengembangan Bimbingan dan Konseling dengan Budaya Nasional: rintisan. Makalah disampaikan dalam Kongres VIII dan Konvensi nasional X IPBI di Surabaya.
  40. Shertzer, Bruce., Stone, Shelley. 1981. Fundamentals of Guidance (4th ed). Boston: Houghton Mifflin Company.
  41. Soetarno. 1996. Tesis: telaah nilai-nilai bimbingan yang terkandung di dalam serat wedhatama dan implikasinya terhadap penyusunan bahan bimbingan pribadi dan sosial kurikulum SMU 1994. Malang: Pasca Sarjana IKIP Malang (tidak dipublikasikan).
  42. Spradley, James., McCurdy, David. 1979. Issues in Cultural Antrhopology. Boston: Little, Brown and Company.
  43. Suara Karya. 13 Maret 1995. Sifat “Gay” dan sifat “Lesbian” Tumbuh dari Faktor Biologis, Sosial ataukah …? Hal VIII, kolom 4-9.
  44. Sujamto. 1992. Refleksi Budaya Jawa. Semarang: Dahara Prize.
  45. Surabaya Post. 14 Maret 1995. Kejar Karier, Mereka Enggan Menikah. Hal IX, kolom 1-6.
  46. Surya, Muhammad. 1994. Peranan Konselor di Masa Depan. Jurnal Pendidik Konselor. 4 Juni, h. 3-8.
  47. Surya, Muhammad. 1995. Identifikasi Kebutuhan, Tantangan dan Masalah Bimbingan dan Konseling dan Implikasinya bagi Pengembangan Profil Konselor Abad XXI. Makalah disampaikan dalam Kongres VIII dan Konvensi Nasional X IPBI di Surabaya.
  48. Suseno, Magnis, Franz. 1993. Etika Jawa. Sebuah Analisa Falsafi tentang Kebijaksanaan Hidup Jawa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
  49. Vontress, Clemmont. 2002. Online Readings in Psychology and Culture (Unit 10, Chapter 1), (http://www.wwu.edu/~culture). Diakses tanggal 20 Mei 2007.
  50. Wells, Alan. 1970. Social Institutions. London: Heinemann.
  51. Westbrook, Franklin., Seadlacek, william. 1991. Forty Years of Using Labels to Communicate About Nontraditional Students: does it help or hurt? Journal of Counseling & development. 70 (1): 18-20.
  52. Yusuf, Yusmar. 1991. Psikologi Antar Budaya. Bandung: Remaja Rosda Karya.


Details ...
Course Descriptions

Mata kuliah ini membekali mahasiswa tentang Pengantar, Kontrak Perkuliahan, Konsep Konseling Lintas Budaya, Asas, prinsip dan hambatan KLB, Bimbingan konseling dan kebudayaan, Dimensi-dimensi budaya dalam KLB, Konselor dalam KLB, Empati budaya dalam KLB, Kebudayaan dan kontak budaya, Kebudayaan dan kepribadian, Kerangka umum KLB, Kebudayaan dan komunikasi sebagai elemen budaya, Perspektif Etic dan Emic dalam Konseling Lintas Budaya, Konseling Multibudaya, Praktik/simulasi KLB dgn teman sebaya (individu).

Learning Outcomes

Capaian Pembelajaran (CP)

 

CPL-PRODI yang dibebankan pada MK

CPL1 (S5)

Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan, serta pendapat atau temuan orisinal orang lain;

CPL2 (P20)

Menguasai informasi dan problematik perkembangan masyarakat dalam proses pendidikan dan latar sosial budayanya

CPL3 (KU5)

Mampu mengambil keputusan secara tepat dalam konteks penyelesaian masalah di bidang keahliannya, berdasarkan hasil analisis informasi dan data;

CPL4 (KU8)

Mampu melakukan proses evaluasi diri terhadap kelompok kerja yang berada di bawah tanggung jawabnya, dan mampu mengelola pembelajaran secara mandiri;

CPL5 (KK33)

Terampil menggunakan berbagai informasi dan problematik perkembangan masyarakat yang terkait dengan proses pendidikan dan latar sosial budayanya sebagai kerangka pikir (world view) layanan bimbingan dan konseling yang menjadi tanggung jawabnya

CPL6 (KK62)

Terampil mengembangkan ciri khas bimbingan dan konseling berdasarkan kearifan lokal

Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK)

CPMK1

Mahasiswa mampu menjelaskan konsep, asas, prinsip, hambatan, BK dan kebudayaan, serta dimensi-dimensi budaya dalam KLB (CPL1, CPL2).

CPMK2

Mahasiswa mampu menguraikan konselor, empati budaya, kebudayaan dan kontak budaya, kebudayaan dan kepribadian dalam KLB (CPL1, CPL2).

CPMK3

Mahasiswa mampu membedakan kerangka umum KLB, kebudayaan dan komunikasi sebagai elemen budaya, perspektif etic dan emic dalam konseling lintas budaya, serta Konseling Multibudaya (CPL2, CPL3, CPL4).

CPMK4

Mahasiswa mampu merancang praktik/simulasi KLB dgn teman sebaya (individu) (CPL3, CPL4, CPL5, CPL6).

Kemampuan akhir tiap tahapan belajar (Sub-CPMK)

Sub-CPMK1

Mahasiswa mampu menjelaskan Konsep Konseling Lintas Budaya (C3, A3) (CPMK1)

Sub-CPMK2

Mahasiswa mampu memberikan argumentasi Asas, prinsip dan hambatan KLB (C4, A3, P2) (CPMK1)

Sub-CPMK3

Mahasiswa mampu memperbandingkan BK dan kebudayaan (C5, A4) (CPMK1)

Sub-CPMK4

Mahasiswa mampu menyimpulkan Dimensi-dimensi budaya dalam KLB (C5, A4) (CPMK1)

Sub-CPMK5

Mahasiswa mampu menyusun Konselor dalam KLB (C6, A5, P2) (CPMK2)

Sub-CPMK6

Mahasiswa mampu  membahas Empati budaya dalam KLB (C5, A5) (CPMK2)

Sub-CPMK7

Mahasiswa mampu membahas Kebudayaan dan kontak budaya (C5, A5) (CPMK2)

Sub-CPMK8

Mahasiswa mampu menguraikan Kebudayaan dan kepribadian (C5, A5) (CPMK2)

Sub-CPMK9

Mahasiswa mampu membandingkan Kerangka umum KLB (C5, A4) (CPMK3)

Sub-CPMK10

Mahasiswa mampu menguraikan Kebudayaan dan komunikasi sebagai elemen budaya (C5, A5) (CPMK3)

Sub-CPMK11

Mahasiswa mampu menguraikan Perspektif Etic dan Emic dalam Konseling Lintas Budaya (C5, A5) (CPMK3)

Sub-CPMK12

Mahasiswa mampu menguraikan Konseling Multibudaya (C5, A5) (CPMK3)

Sub-CPMK13

Mahasiswa mampu merancang praktik/simulasi KLB dgn teman sebaya (individu) (C6, A5) (CPMK4)

 

Korelasi CPMK terhadap Sub-CPMK

 

 

Sub-CPMK1

Sub-CPMK2

Sub-CPMK3

Sub-CPMK4

Sub-CPMK5

Sub-CPMK6

Sub-CPMK7

Sub-CPMK8

Sub-CPMK9

Sub-CPMK10

Sub-CPMK11

Sub-CPMK12

Sub-CPMK13

CPMK1

           

 

 

 

CPMK2

       

   

 

 

 

CPMK3

   

 

 

 

 

 

 

 

CPMK4

   

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

References

Pustaka

Utama

 

  1. Jumarin. 2002. Dasar-dasar Konseling Lintas Budaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset
  2. Adhiputra, Anak Agung Ngurah. 2013.Konseling Lintas Budaya. Yogyakarta: Graha Ilmu
  3. Supriadi, Dedi. 2001. Konseling Lintas Budaya: isu-isu dan relevansinya di Indonesia. Pidato pengukuhan jabatan guru besar tetap dalam bidang BK. Jakarta: Depdiknas dan UPI
  4. Robert and Marianne. 2010. Bimbingan dan konseling edisi ke tujuh. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
  5. Larry,dkk. 2010. Komunikasi Lintas Budaya. Jakarta: Salemba Humanika

 

Pendukung

 

  1. Ahmadi, Abu. 1986. Antropologi Budaya: mengenal kebudayaan dan suku-suku bangsa di Indonesia. Surabaya: Pelangi.
  2. Anderson, D.J., Gingras, A.C. 1991. Sensitizing Counselor and Educators to Multicultural Issues: an interactive approach. Journal of Counseling and Development. 70: 91-93.
  3. Arredondo, Patricia., Gonsalves, John. 1980. Preparing Culturally Effective Counselors. The Presonnel and Guidance Journal. Juni.
  4. Barnadib. 1995. Meninjau Kebudayaan Nasional dan Sumbangan bagi Bimbingan dan Konseling. Makalah disampaikan dalam Kongres VIII dan Konvensi Nasional X IPBI di Surabaya.
  5. Bilton, Tony., et al. 1981. Introductory Sosiology. London: The Macmillan Press Ltd.
  6. Brammer, Lawrence., Shostrom, Everett. 1982. Therapeutic Psychology: fundamentals of counseling and psychotherapy (4th ed). New Jersey: Prentice-Hall Inc.
  7. Brislin, Richard. 1981. Cross-Cultural Encounter. New York: Pergamon Press.
  8. Budi. 11 Pebruari 1995. Penyimpangan Sosial Remaja Perkotaan. Harian Jayakarta. Hal IV. Kolom 4-9.
  9. Carter, RT. 1991. Cultural Values: a review of empirical research and implications for counseling. Journal of Counseling & Development. 70: 164-173.
  10. Chinapah, V. 1987. Differential Acces to Primary Schooling: can education promote equality in a multi-cultural society? International Journal for the Advanced of Counseling. 10: 5-17.
  11. Davenport, Donna., Yurich, John. 1991. Multicultural Gender Issues. Journal of Counseling & Development. 70 (1): 64-71.
  12. Dewantara, KH. 1977. Pendidikan 9(cetakan kedua). Yogyakarta: Majalis Luhur Persatuan Taman Siswa.
  13. D”Andrea, Michael., Daniels, Judy, 1991. Exploring the Different Levels of Multicultural Counseling Training in Counselor Educations. Journal of Counseling & Development. 70: 78-85.
  14. Fetterman, David. 198
  15.  
  16. 4. Ethnography in Educational Evaluation (2nd ed). California: Sage Publications.
  17. Ford, Robert. 1987. Cultural Awareness and Cross-Cultural Counseling. International Journal for the Advanced Counseling. 10: 71-78.
  18. Fraenkel, Jack. 1977. How to Teach About Values: an analityc approach. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
  19. Gerertz, Hildred. 1983. Keluarga Jawa. Jakarta: Grafiti Pres.
  20. Goldenweiser, Alexander. 1968. History, Psychology and Culture. Oregon: Gloucester, Mass.
  21. Goode, William. 1991. Sosiologi Keluarga (terjemahan oleh Lailahanum Hasyim). Jakarta: Bumi Aksara.
  22. Graves, Desmond. 1986. Coorporate Culture – Diagnosis and Change. New York: The Free Press.
  23. Herr, Edmin (ed). 1989. Counseling in a Dynamic Society: opportunities and chalenges. American Association for Counseling and Development.
  24. Ihromi, TO. 1990. Pokok-pokok Antropologi Budaya. Jakarta: Gramedia.
  25. Keesing, Roger., Keesing, Felix. 1971. New Perspective ini Cultural Antrhopology. New York: Holt, Rinehart and Winston, Inc.
  26. Koentjaraningrat. 1988. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Penerbit Djambatan.
  27. Koentjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.
  28. Kuntowijoyo. 1987. Budaya dan Masyarakat. Yogyakarta: Tiara Wacana.
  29. Loekmono, Lobby. 1991. Tantangan Konseling. Semarang: Penerbit Satya Wacana.
  30. McRae, Mary., Johnson, Samuel. 1991. Toward Training for Competence in Multicultural Counselor Education. Journal of Counseling & development. 70 (1): 131-135.
  31. Menanti, Asih. 2005. Konseling Indigenous. Makalah disampaikan pada Konvensi Nasional ABKIN di Bandung 2005.
  32. Munandir. 1989. Bimbingan Sekolah di Indonesia: Corak yang Bagaimana. Disajikan dallam pidato pengukuhan guru besar IKIP Malang tanggal 6 Juli 1989.
  33. Mulder, Niels. 1985. Pribadi dan Masyarakat di Jawa. Jakarta: Penerbit Sinar Harapan.
  34. Nwachuku, Uchena., Ivey, Allene. 1991. Culture-Specific Counseling: an alternative training model. Journal of Counseling and Development. 70: 106-111.
  35. Persell, Caroline. 1990. Understanding Society (3rd ed). New York: Harper and Row Publishers, Inc.
  36. Prayitno. 1987. Profesionalisasi Konseling dan Pendidikan Konselor. Jakarta: Depdikbud.
  37. Ritzer, George (et al). 1979. Sosiology: experiencing a changing society. Boston: Allyn and Bacon, Inc.
  38. Rosjidan. 1994. Proses dan Teknik Konseling yang Memperhatikan Budaya Setempat. Pendidik Konselor. 4 Juni, h. 17-22.
  39. Rosjidan. 1995. Pengembangan Bimbingan dan Konseling dengan Budaya Nasional: rintisan. Makalah disampaikan dalam Kongres VIII dan Konvensi nasional X IPBI di Surabaya.
  40. Shertzer, Bruce., Stone, Shelley. 1981. Fundamentals of Guidance (4th ed). Boston: Houghton Mifflin Company.
  41. Soetarno. 1996. Tesis: telaah nilai-nilai bimbingan yang terkandung di dalam serat wedhatama dan implikasinya terhadap penyusunan bahan bimbingan pribadi dan sosial kurikulum SMU 1994. Malang: Pasca Sarjana IKIP Malang (tidak dipublikasikan).
  42. Spradley, James., McCurdy, David. 1979. Issues in Cultural Antrhopology. Boston: Little, Brown and Company.
  43. Suara Karya. 13 Maret 1995. Sifat “Gay” dan sifat “Lesbian” Tumbuh dari Faktor Biologis, Sosial ataukah …? Hal VIII, kolom 4-9.
  44. Sujamto. 1992. Refleksi Budaya Jawa. Semarang: Dahara Prize.
  45. Surabaya Post. 14 Maret 1995. Kejar Karier, Mereka Enggan Menikah. Hal IX, kolom 1-6.
  46. Surya, Muhammad. 1994. Peranan Konselor di Masa Depan. Jurnal Pendidik Konselor. 4 Juni, h. 3-8.
  47. Surya, Muhammad. 1995. Identifikasi Kebutuhan, Tantangan dan Masalah Bimbingan dan Konseling dan Implikasinya bagi Pengembangan Profil Konselor Abad XXI. Makalah disampaikan dalam Kongres VIII dan Konvensi Nasional X IPBI di Surabaya.
  48. Suseno, Magnis, Franz. 1993. Etika Jawa. Sebuah Analisa Falsafi tentang Kebijaksanaan Hidup Jawa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
  49. Vontress, Clemmont. 2002. Online Readings in Psychology and Culture (Unit 10, Chapter 1), (http://www.wwu.edu/~culture). Diakses tanggal 20 Mei 2007.
  50. Wells, Alan. 1970. Social Institutions. London: Heinemann.
  51. Westbrook, Franklin., Seadlacek, william. 1991. Forty Years of Using Labels to Communicate About Nontraditional Students: does it help or hurt? Journal of Counseling & development. 70 (1): 18-20.
  52. Yusuf, Yusmar. 1991. Psikologi Antar Budaya. Bandung: Remaja Rosda Karya.


Details ...
Course Descriptions

Mata kuliah ini membekali mahasiswa tentang Pengantar, Kontrak Perkuliahan, Konsep Konseling Lintas Budaya, Asas, prinsip dan hambatan KLB, Bimbingan konseling dan kebudayaan, Dimensi-dimensi budaya dalam KLB, Konselor dalam KLB, Empati budaya dalam KLB, Kebudayaan dan kontak budaya, Kebudayaan dan kepribadian, Kerangka umum KLB, Kebudayaan dan komunikasi sebagai elemen budaya, Perspektif Etic dan Emic dalam Konseling Lintas Budaya, Konseling Multibudaya, Praktik/simulasi KLB dgn teman sebaya (individu).

Learning Outcomes

Capaian Pembelajaran (CP)

 

CPL-PRODI yang dibebankan pada MK

CPL1 (S5)

Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan, serta pendapat atau temuan orisinal orang lain;

CPL2 (P20)

Menguasai informasi dan problematik perkembangan masyarakat dalam proses pendidikan dan latar sosial budayanya

CPL3 (KU5)

Mampu mengambil keputusan secara tepat dalam konteks penyelesaian masalah di bidang keahliannya, berdasarkan hasil analisis informasi dan data;

CPL4 (KU8)

Mampu melakukan proses evaluasi diri terhadap kelompok kerja yang berada di bawah tanggung jawabnya, dan mampu mengelola pembelajaran secara mandiri;

CPL5 (KK33)

Terampil menggunakan berbagai informasi dan problematik perkembangan masyarakat yang terkait dengan proses pendidikan dan latar sosial budayanya sebagai kerangka pikir (world view) layanan bimbingan dan konseling yang menjadi tanggung jawabnya

CPL6 (KK62)

Terampil mengembangkan ciri khas bimbingan dan konseling berdasarkan kearifan lokal

Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK)

CPMK1

Mahasiswa mampu menjelaskan konsep, asas, prinsip, hambatan, BK dan kebudayaan, serta dimensi-dimensi budaya dalam KLB (CPL1, CPL2).

CPMK2

Mahasiswa mampu menguraikan konselor, empati budaya, kebudayaan dan kontak budaya, kebudayaan dan kepribadian dalam KLB (CPL1, CPL2).

CPMK3

Mahasiswa mampu membedakan kerangka umum KLB, kebudayaan dan komunikasi sebagai elemen budaya, perspektif etic dan emic dalam konseling lintas budaya, serta Konseling Multibudaya (CPL2, CPL3, CPL4).

CPMK4

Mahasiswa mampu merancang praktik/simulasi KLB dgn teman sebaya (individu) (CPL3, CPL4, CPL5, CPL6).

Kemampuan akhir tiap tahapan belajar (Sub-CPMK)

Sub-CPMK1

Mahasiswa mampu menjelaskan Konsep Konseling Lintas Budaya (C3, A3) (CPMK1)

Sub-CPMK2

Mahasiswa mampu memberikan argumentasi Asas, prinsip dan hambatan KLB (C4, A3, P2) (CPMK1)

Sub-CPMK3

Mahasiswa mampu memperbandingkan BK dan kebudayaan (C5, A4) (CPMK1)

Sub-CPMK4

Mahasiswa mampu menyimpulkan Dimensi-dimensi budaya dalam KLB (C5, A4) (CPMK1)

Sub-CPMK5

Mahasiswa mampu menyusun Konselor dalam KLB (C6, A5, P2) (CPMK2)

Sub-CPMK6

Mahasiswa mampu  membahas Empati budaya dalam KLB (C5, A5) (CPMK2)

Sub-CPMK7

Mahasiswa mampu membahas Kebudayaan dan kontak budaya (C5, A5) (CPMK2)

Sub-CPMK8

Mahasiswa mampu menguraikan Kebudayaan dan kepribadian (C5, A5) (CPMK2)

Sub-CPMK9

Mahasiswa mampu membandingkan Kerangka umum KLB (C5, A4) (CPMK3)

Sub-CPMK10

Mahasiswa mampu menguraikan Kebudayaan dan komunikasi sebagai elemen budaya (C5, A5) (CPMK3)

Sub-CPMK11

Mahasiswa mampu menguraikan Perspektif Etic dan Emic dalam Konseling Lintas Budaya (C5, A5) (CPMK3)

Sub-CPMK12

Mahasiswa mampu menguraikan Konseling Multibudaya (C5, A5) (CPMK3)

Sub-CPMK13

Mahasiswa mampu merancang praktik/simulasi KLB dgn teman sebaya (individu) (C6, A5) (CPMK4)

 

Korelasi CPMK terhadap Sub-CPMK

 

 

Sub-CPMK1

Sub-CPMK2

Sub-CPMK3

Sub-CPMK4

Sub-CPMK5

Sub-CPMK6

Sub-CPMK7

Sub-CPMK8

Sub-CPMK9

Sub-CPMK10

Sub-CPMK11

Sub-CPMK12

Sub-CPMK13

CPMK1

           

 

 

 

CPMK2

       

   

 

 

 

CPMK3

   

 

 

 

 

 

 

 

CPMK4

   

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

References

Pustaka

Utama

 

  1. Jumarin. 2002. Dasar-dasar Konseling Lintas Budaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset
  2. Adhiputra, Anak Agung Ngurah. 2013.Konseling Lintas Budaya. Yogyakarta: Graha Ilmu
  3. Supriadi, Dedi. 2001. Konseling Lintas Budaya: isu-isu dan relevansinya di Indonesia. Pidato pengukuhan jabatan guru besar tetap dalam bidang BK. Jakarta: Depdiknas dan UPI
  4. Robert and Marianne. 2010. Bimbingan dan konseling edisi ke tujuh. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
  5. Larry,dkk. 2010. Komunikasi Lintas Budaya. Jakarta: Salemba Humanika

 

Pendukung

 

  1. Ahmadi, Abu. 1986. Antropologi Budaya: mengenal kebudayaan dan suku-suku bangsa di Indonesia. Surabaya: Pelangi.
  2. Anderson, D.J., Gingras, A.C. 1991. Sensitizing Counselor and Educators to Multicultural Issues: an interactive approach. Journal of Counseling and Development. 70: 91-93.
  3. Arredondo, Patricia., Gonsalves, John. 1980. Preparing Culturally Effective Counselors. The Presonnel and Guidance Journal. Juni.
  4. Barnadib. 1995. Meninjau Kebudayaan Nasional dan Sumbangan bagi Bimbingan dan Konseling. Makalah disampaikan dalam Kongres VIII dan Konvensi Nasional X IPBI di Surabaya.
  5. Bilton, Tony., et al. 1981. Introductory Sosiology. London: The Macmillan Press Ltd.
  6. Brammer, Lawrence., Shostrom, Everett. 1982. Therapeutic Psychology: fundamentals of counseling and psychotherapy (4th ed). New Jersey: Prentice-Hall Inc.
  7. Brislin, Richard. 1981. Cross-Cultural Encounter. New York: Pergamon Press.
  8. Budi. 11 Pebruari 1995. Penyimpangan Sosial Remaja Perkotaan. Harian Jayakarta. Hal IV. Kolom 4-9.
  9. Carter, RT. 1991. Cultural Values: a review of empirical research and implications for counseling. Journal of Counseling & Development. 70: 164-173.
  10. Chinapah, V. 1987. Differential Acces to Primary Schooling: can education promote equality in a multi-cultural society? International Journal for the Advanced of Counseling. 10: 5-17.
  11. Davenport, Donna., Yurich, John. 1991. Multicultural Gender Issues. Journal of Counseling & Development. 70 (1): 64-71.
  12. Dewantara, KH. 1977. Pendidikan 9(cetakan kedua). Yogyakarta: Majalis Luhur Persatuan Taman Siswa.
  13. D”Andrea, Michael., Daniels, Judy, 1991. Exploring the Different Levels of Multicultural Counseling Training in Counselor Educations. Journal of Counseling & Development. 70: 78-85.
  14. Fetterman, David. 198
  15.  
  16. 4. Ethnography in Educational Evaluation (2nd ed). California: Sage Publications.
  17. Ford, Robert. 1987. Cultural Awareness and Cross-Cultural Counseling. International Journal for the Advanced Counseling. 10: 71-78.
  18. Fraenkel, Jack. 1977. How to Teach About Values: an analityc approach. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
  19. Gerertz, Hildred. 1983. Keluarga Jawa. Jakarta: Grafiti Pres.
  20. Goldenweiser, Alexander. 1968. History, Psychology and Culture. Oregon: Gloucester, Mass.
  21. Goode, William. 1991. Sosiologi Keluarga (terjemahan oleh Lailahanum Hasyim). Jakarta: Bumi Aksara.
  22. Graves, Desmond. 1986. Coorporate Culture – Diagnosis and Change. New York: The Free Press.
  23. Herr, Edmin (ed). 1989. Counseling in a Dynamic Society: opportunities and chalenges. American Association for Counseling and Development.
  24. Ihromi, TO. 1990. Pokok-pokok Antropologi Budaya. Jakarta: Gramedia.
  25. Keesing, Roger., Keesing, Felix. 1971. New Perspective ini Cultural Antrhopology. New York: Holt, Rinehart and Winston, Inc.
  26. Koentjaraningrat. 1988. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Penerbit Djambatan.
  27. Koentjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.
  28. Kuntowijoyo. 1987. Budaya dan Masyarakat. Yogyakarta: Tiara Wacana.
  29. Loekmono, Lobby. 1991. Tantangan Konseling. Semarang: Penerbit Satya Wacana.
  30. McRae, Mary., Johnson, Samuel. 1991. Toward Training for Competence in Multicultural Counselor Education. Journal of Counseling & development. 70 (1): 131-135.
  31. Menanti, Asih. 2005. Konseling Indigenous. Makalah disampaikan pada Konvensi Nasional ABKIN di Bandung 2005.
  32. Munandir. 1989. Bimbingan Sekolah di Indonesia: Corak yang Bagaimana. Disajikan dallam pidato pengukuhan guru besar IKIP Malang tanggal 6 Juli 1989.
  33. Mulder, Niels. 1985. Pribadi dan Masyarakat di Jawa. Jakarta: Penerbit Sinar Harapan.
  34. Nwachuku, Uchena., Ivey, Allene. 1991. Culture-Specific Counseling: an alternative training model. Journal of Counseling and Development. 70: 106-111.
  35. Persell, Caroline. 1990. Understanding Society (3rd ed). New York: Harper and Row Publishers, Inc.
  36. Prayitno. 1987. Profesionalisasi Konseling dan Pendidikan Konselor. Jakarta: Depdikbud.
  37. Ritzer, George (et al). 1979. Sosiology: experiencing a changing society. Boston: Allyn and Bacon, Inc.
  38. Rosjidan. 1994. Proses dan Teknik Konseling yang Memperhatikan Budaya Setempat. Pendidik Konselor. 4 Juni, h. 17-22.
  39. Rosjidan. 1995. Pengembangan Bimbingan dan Konseling dengan Budaya Nasional: rintisan. Makalah disampaikan dalam Kongres VIII dan Konvensi nasional X IPBI di Surabaya.
  40. Shertzer, Bruce., Stone, Shelley. 1981. Fundamentals of Guidance (4th ed). Boston: Houghton Mifflin Company.
  41. Soetarno. 1996. Tesis: telaah nilai-nilai bimbingan yang terkandung di dalam serat wedhatama dan implikasinya terhadap penyusunan bahan bimbingan pribadi dan sosial kurikulum SMU 1994. Malang: Pasca Sarjana IKIP Malang (tidak dipublikasikan).
  42. Spradley, James., McCurdy, David. 1979. Issues in Cultural Antrhopology. Boston: Little, Brown and Company.
  43. Suara Karya. 13 Maret 1995. Sifat “Gay” dan sifat “Lesbian” Tumbuh dari Faktor Biologis, Sosial ataukah …? Hal VIII, kolom 4-9.
  44. Sujamto. 1992. Refleksi Budaya Jawa. Semarang: Dahara Prize.
  45. Surabaya Post. 14 Maret 1995. Kejar Karier, Mereka Enggan Menikah. Hal IX, kolom 1-6.
  46. Surya, Muhammad. 1994. Peranan Konselor di Masa Depan. Jurnal Pendidik Konselor. 4 Juni, h. 3-8.
  47. Surya, Muhammad. 1995. Identifikasi Kebutuhan, Tantangan dan Masalah Bimbingan dan Konseling dan Implikasinya bagi Pengembangan Profil Konselor Abad XXI. Makalah disampaikan dalam Kongres VIII dan Konvensi Nasional X IPBI di Surabaya.
  48. Suseno, Magnis, Franz. 1993. Etika Jawa. Sebuah Analisa Falsafi tentang Kebijaksanaan Hidup Jawa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
  49. Vontress, Clemmont. 2002. Online Readings in Psychology and Culture (Unit 10, Chapter 1), (http://www.wwu.edu/~culture). Diakses tanggal 20 Mei 2007.
  50. Wells, Alan. 1970. Social Institutions. London: Heinemann.
  51. Westbrook, Franklin., Seadlacek, william. 1991. Forty Years of Using Labels to Communicate About Nontraditional Students: does it help or hurt? Journal of Counseling & development. 70 (1): 18-20.
  52. Yusuf, Yusmar. 1991. Psikologi Antar Budaya. Bandung: Remaja Rosda Karya.


Details ...
Course Descriptions

Mata kuliah ini membekali mahasiswa tentang Pengantar, Kontrak Perkuliahan, Konsep Konseling Lintas Budaya, Asas, prinsip dan hambatan KLB, Bimbingan konseling dan kebudayaan, Dimensi-dimensi budaya dalam KLB, Konselor dalam KLB, Empati budaya dalam KLB, Kebudayaan dan kontak budaya, Kebudayaan dan kepribadian, Kerangka umum KLB, Kebudayaan dan komunikasi sebagai elemen budaya, Perspektif Etic dan Emic dalam Konseling Lintas Budaya, Konseling Multibudaya, Praktik/simulasi KLB dgn teman sebaya (individu).

Learning Outcomes

Capaian Pembelajaran (CP)

 

CPL-PRODI yang dibebankan pada MK

CPL1 (S5)

Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan, serta pendapat atau temuan orisinal orang lain;

CPL2 (P20)

Menguasai informasi dan problematik perkembangan masyarakat dalam proses pendidikan dan latar sosial budayanya

CPL3 (KU5)

Mampu mengambil keputusan secara tepat dalam konteks penyelesaian masalah di bidang keahliannya, berdasarkan hasil analisis informasi dan data;

CPL4 (KU8)

Mampu melakukan proses evaluasi diri terhadap kelompok kerja yang berada di bawah tanggung jawabnya, dan mampu mengelola pembelajaran secara mandiri;

CPL5 (KK33)

Terampil menggunakan berbagai informasi dan problematik perkembangan masyarakat yang terkait dengan proses pendidikan dan latar sosial budayanya sebagai kerangka pikir (world view) layanan bimbingan dan konseling yang menjadi tanggung jawabnya

CPL6 (KK62)

Terampil mengembangkan ciri khas bimbingan dan konseling berdasarkan kearifan lokal

Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK)

CPMK1

Mahasiswa mampu menjelaskan konsep, asas, prinsip, hambatan, BK dan kebudayaan, serta dimensi-dimensi budaya dalam KLB (CPL1, CPL2).

CPMK2

Mahasiswa mampu menguraikan konselor, empati budaya, kebudayaan dan kontak budaya, kebudayaan dan kepribadian dalam KLB (CPL1, CPL2).

CPMK3

Mahasiswa mampu membedakan kerangka umum KLB, kebudayaan dan komunikasi sebagai elemen budaya, perspektif etic dan emic dalam konseling lintas budaya, serta Konseling Multibudaya (CPL2, CPL3, CPL4).

CPMK4

Mahasiswa mampu merancang praktik/simulasi KLB dgn teman sebaya (individu) (CPL3, CPL4, CPL5, CPL6).

Kemampuan akhir tiap tahapan belajar (Sub-CPMK)

Sub-CPMK1

Mahasiswa mampu menjelaskan Konsep Konseling Lintas Budaya (C3, A3) (CPMK1)

Sub-CPMK2

Mahasiswa mampu memberikan argumentasi Asas, prinsip dan hambatan KLB (C4, A3, P2) (CPMK1)

Sub-CPMK3

Mahasiswa mampu memperbandingkan BK dan kebudayaan (C5, A4) (CPMK1)

Sub-CPMK4

Mahasiswa mampu menyimpulkan Dimensi-dimensi budaya dalam KLB (C5, A4) (CPMK1)

Sub-CPMK5

Mahasiswa mampu menyusun Konselor dalam KLB (C6, A5, P2) (CPMK2)

Sub-CPMK6

Mahasiswa mampu  membahas Empati budaya dalam KLB (C5, A5) (CPMK2)

Sub-CPMK7

Mahasiswa mampu membahas Kebudayaan dan kontak budaya (C5, A5) (CPMK2)

Sub-CPMK8

Mahasiswa mampu menguraikan Kebudayaan dan kepribadian (C5, A5) (CPMK2)

Sub-CPMK9

Mahasiswa mampu membandingkan Kerangka umum KLB (C5, A4) (CPMK3)

Sub-CPMK10

Mahasiswa mampu menguraikan Kebudayaan dan komunikasi sebagai elemen budaya (C5, A5) (CPMK3)

Sub-CPMK11

Mahasiswa mampu menguraikan Perspektif Etic dan Emic dalam Konseling Lintas Budaya (C5, A5) (CPMK3)

Sub-CPMK12

Mahasiswa mampu menguraikan Konseling Multibudaya (C5, A5) (CPMK3)

Sub-CPMK13

Mahasiswa mampu merancang praktik/simulasi KLB dgn teman sebaya (individu) (C6, A5) (CPMK4)

 

Korelasi CPMK terhadap Sub-CPMK

 

 

Sub-CPMK1

Sub-CPMK2

Sub-CPMK3

Sub-CPMK4

Sub-CPMK5

Sub-CPMK6

Sub-CPMK7

Sub-CPMK8

Sub-CPMK9

Sub-CPMK10

Sub-CPMK11

Sub-CPMK12

Sub-CPMK13

CPMK1

           

 

 

 

CPMK2

       

   

 

 

 

CPMK3

   

 

 

 

 

 

 

 

CPMK4

   

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

References

Pustaka

Utama

 

  1. Jumarin. 2002. Dasar-dasar Konseling Lintas Budaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset
  2. Adhiputra, Anak Agung Ngurah. 2013.Konseling Lintas Budaya. Yogyakarta: Graha Ilmu
  3. Supriadi, Dedi. 2001. Konseling Lintas Budaya: isu-isu dan relevansinya di Indonesia. Pidato pengukuhan jabatan guru besar tetap dalam bidang BK. Jakarta: Depdiknas dan UPI
  4. Robert and Marianne. 2010. Bimbingan dan konseling edisi ke tujuh. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
  5. Larry,dkk. 2010. Komunikasi Lintas Budaya. Jakarta: Salemba Humanika

 

Pendukung

 

  1. Ahmadi, Abu. 1986. Antropologi Budaya: mengenal kebudayaan dan suku-suku bangsa di Indonesia. Surabaya: Pelangi.
  2. Anderson, D.J., Gingras, A.C. 1991. Sensitizing Counselor and Educators to Multicultural Issues: an interactive approach. Journal of Counseling and Development. 70: 91-93.
  3. Arredondo, Patricia., Gonsalves, John. 1980. Preparing Culturally Effective Counselors. The Presonnel and Guidance Journal. Juni.
  4. Barnadib. 1995. Meninjau Kebudayaan Nasional dan Sumbangan bagi Bimbingan dan Konseling. Makalah disampaikan dalam Kongres VIII dan Konvensi Nasional X IPBI di Surabaya.
  5. Bilton, Tony., et al. 1981. Introductory Sosiology. London: The Macmillan Press Ltd.
  6. Brammer, Lawrence., Shostrom, Everett. 1982. Therapeutic Psychology: fundamentals of counseling and psychotherapy (4th ed). New Jersey: Prentice-Hall Inc.
  7. Brislin, Richard. 1981. Cross-Cultural Encounter. New York: Pergamon Press.
  8. Budi. 11 Pebruari 1995. Penyimpangan Sosial Remaja Perkotaan. Harian Jayakarta. Hal IV. Kolom 4-9.
  9. Carter, RT. 1991. Cultural Values: a review of empirical research and implications for counseling. Journal of Counseling & Development. 70: 164-173.
  10. Chinapah, V. 1987. Differential Acces to Primary Schooling: can education promote equality in a multi-cultural society? International Journal for the Advanced of Counseling. 10: 5-17.
  11. Davenport, Donna., Yurich, John. 1991. Multicultural Gender Issues. Journal of Counseling & Development. 70 (1): 64-71.
  12. Dewantara, KH. 1977. Pendidikan 9(cetakan kedua). Yogyakarta: Majalis Luhur Persatuan Taman Siswa.
  13. D”Andrea, Michael., Daniels, Judy, 1991. Exploring the Different Levels of Multicultural Counseling Training in Counselor Educations. Journal of Counseling & Development. 70: 78-85.
  14. Fetterman, David. 198
  15.  
  16. 4. Ethnography in Educational Evaluation (2nd ed). California: Sage Publications.
  17. Ford, Robert. 1987. Cultural Awareness and Cross-Cultural Counseling. International Journal for the Advanced Counseling. 10: 71-78.
  18. Fraenkel, Jack. 1977. How to Teach About Values: an analityc approach. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
  19. Gerertz, Hildred. 1983. Keluarga Jawa. Jakarta: Grafiti Pres.
  20. Goldenweiser, Alexander. 1968. History, Psychology and Culture. Oregon: Gloucester, Mass.
  21. Goode, William. 1991. Sosiologi Keluarga (terjemahan oleh Lailahanum Hasyim). Jakarta: Bumi Aksara.
  22. Graves, Desmond. 1986. Coorporate Culture – Diagnosis and Change. New York: The Free Press.
  23. Herr, Edmin (ed). 1989. Counseling in a Dynamic Society: opportunities and chalenges. American Association for Counseling and Development.
  24. Ihromi, TO. 1990. Pokok-pokok Antropologi Budaya. Jakarta: Gramedia.
  25. Keesing, Roger., Keesing, Felix. 1971. New Perspective ini Cultural Antrhopology. New York: Holt, Rinehart and Winston, Inc.
  26. Koentjaraningrat. 1988. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Penerbit Djambatan.
  27. Koentjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.
  28. Kuntowijoyo. 1987. Budaya dan Masyarakat. Yogyakarta: Tiara Wacana.
  29. Loekmono, Lobby. 1991. Tantangan Konseling. Semarang: Penerbit Satya Wacana.
  30. McRae, Mary., Johnson, Samuel. 1991. Toward Training for Competence in Multicultural Counselor Education. Journal of Counseling & development. 70 (1): 131-135.
  31. Menanti, Asih. 2005. Konseling Indigenous. Makalah disampaikan pada Konvensi Nasional ABKIN di Bandung 2005.
  32. Munandir. 1989. Bimbingan Sekolah di Indonesia: Corak yang Bagaimana. Disajikan dallam pidato pengukuhan guru besar IKIP Malang tanggal 6 Juli 1989.
  33. Mulder, Niels. 1985. Pribadi dan Masyarakat di Jawa. Jakarta: Penerbit Sinar Harapan.
  34. Nwachuku, Uchena., Ivey, Allene. 1991. Culture-Specific Counseling: an alternative training model. Journal of Counseling and Development. 70: 106-111.
  35. Persell, Caroline. 1990. Understanding Society (3rd ed). New York: Harper and Row Publishers, Inc.
  36. Prayitno. 1987. Profesionalisasi Konseling dan Pendidikan Konselor. Jakarta: Depdikbud.
  37. Ritzer, George (et al). 1979. Sosiology: experiencing a changing society. Boston: Allyn and Bacon, Inc.
  38. Rosjidan. 1994. Proses dan Teknik Konseling yang Memperhatikan Budaya Setempat. Pendidik Konselor. 4 Juni, h. 17-22.
  39. Rosjidan. 1995. Pengembangan Bimbingan dan Konseling dengan Budaya Nasional: rintisan. Makalah disampaikan dalam Kongres VIII dan Konvensi nasional X IPBI di Surabaya.
  40. Shertzer, Bruce., Stone, Shelley. 1981. Fundamentals of Guidance (4th ed). Boston: Houghton Mifflin Company.
  41. Soetarno. 1996. Tesis: telaah nilai-nilai bimbingan yang terkandung di dalam serat wedhatama dan implikasinya terhadap penyusunan bahan bimbingan pribadi dan sosial kurikulum SMU 1994. Malang: Pasca Sarjana IKIP Malang (tidak dipublikasikan).
  42. Spradley, James., McCurdy, David. 1979. Issues in Cultural Antrhopology. Boston: Little, Brown and Company.
  43. Suara Karya. 13 Maret 1995. Sifat “Gay” dan sifat “Lesbian” Tumbuh dari Faktor Biologis, Sosial ataukah …? Hal VIII, kolom 4-9.
  44. Sujamto. 1992. Refleksi Budaya Jawa. Semarang: Dahara Prize.
  45. Surabaya Post. 14 Maret 1995. Kejar Karier, Mereka Enggan Menikah. Hal IX, kolom 1-6.
  46. Surya, Muhammad. 1994. Peranan Konselor di Masa Depan. Jurnal Pendidik Konselor. 4 Juni, h. 3-8.
  47. Surya, Muhammad. 1995. Identifikasi Kebutuhan, Tantangan dan Masalah Bimbingan dan Konseling dan Implikasinya bagi Pengembangan Profil Konselor Abad XXI. Makalah disampaikan dalam Kongres VIII dan Konvensi Nasional X IPBI di Surabaya.
  48. Suseno, Magnis, Franz. 1993. Etika Jawa. Sebuah Analisa Falsafi tentang Kebijaksanaan Hidup Jawa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
  49. Vontress, Clemmont. 2002. Online Readings in Psychology and Culture (Unit 10, Chapter 1), (http://www.wwu.edu/~culture). Diakses tanggal 20 Mei 2007.
  50. Wells, Alan. 1970. Social Institutions. London: Heinemann.
  51. Westbrook, Franklin., Seadlacek, william. 1991. Forty Years of Using Labels to Communicate About Nontraditional Students: does it help or hurt? Journal of Counseling & development. 70 (1): 18-20.
  52. Yusuf, Yusmar. 1991. Psikologi Antar Budaya. Bandung: Remaja Rosda Karya.


Details ...
Course Descriptions

Pengantar, Kontrak Perkuliahan, mengidentifikasikan kebutuhan informasi, Konsep Konseling Lintas Budaya, Asas, prinsip dan hambatan KLB, Bimbingan konseling dan kebudayaan, Dimensi-dimensi budaya dalam KLB, Konselor dalam KLB, Empati budaya dalam KLB, Kebudayaan dan kontak budaya, Kebudayaan dan kepribadian, Kerangka umum KLB, Kebudayaan dan komunikasi sebagai elemen budaya, Perspektif Etic dan Emic dalam Konseling Lintas Budaya, Konseling Multibudaya, Praktik/simulasi KLB dgn teman sebaya (individu)

Learning Outcomes

  1. Sikap dan Tata Nilai

a.menghargai budaya orang lain

b. memahami etika dalam masyarakat

  1. Keterampilan Umum

a.memahami budaya setiap individu

b. memiliki keterampilan sebagai konselor yang peka budaya

  1. Penguasaan pengetahuan

a. Menguasai konsep dasar konseling lintas budaya

b. dst

  1. Keterampilan Khusus

a. mampu mempraktikan klb

b. dst

References

Pustaka pokok :

  1. Jumarin. 2002. Dasar-dasar Konseling Lintas Budaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset
  2. Adhiputra, Anak Agung Ngurah. 2013.Konseling Lintas Budaya. Yogyakarta: Graha Ilmu
  3. Supriadi, Dedi. 2001. Konseling Lintas Budaya: isu-isu dan relevansinya di Indonesia. Pidato pengukuhan jabatan guru besar tetap dalam bidang BK. Jakarta: Depdiknas dan UPI
  4. Robert and Marianne. 2010. Bimbingan dan konseling edisi ke tujuh. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
  5. Larry,dkk. 2010. Komunikasi Lintas Budaya. Jakarta: Salemba Humanika

 

Pustaka Pelengkap

  1. Ahmadi, Abu. 1986. Antropologi Budaya: mengenal kebudayaan dan suku-suku bangsa di Indonesia. Surabaya: Pelangi.
  2. Anderson, D.J., Gingras, A.C. 1991. Sensitizing Counselor and Educators to Multicultural Issues: an interactive approach. Journal of Counseling and Development. 70: 91-93.
  3. Arredondo, Patricia., Gonsalves, John. 1980. Preparing Culturally Effective Counselors. The Presonnel and Guidance Journal. Juni.
  4. Barnadib. 1995. Meninjau Kebudayaan Nasional dan Sumbangan bagi Bimbingan dan Konseling. Makalah disampaikan dalam Kongres VIII dan Konvensi Nasional X IPBI di Surabaya.
  5. Bilton, Tony., et al. 1981. Introductory Sosiology. London: The Macmillan Press Ltd.
  6. Brammer, Lawrence., Shostrom, Everett. 1982. Therapeutic Psychology: fundamentals of counseling and psychotherapy (4th ed). New Jersey: Prentice-Hall Inc.
  7. Brislin, Richard. 1981. Cross-Cultural Encounter. New York: Pergamon Press.
  8. Budi. 11 Pebruari 1995. Penyimpangan Sosial Remaja Perkotaan. Harian Jayakarta. Hal IV. Kolom 4-9.
  9. Carter, RT. 1991. Cultural Values: a review of empirical research and implications for counseling. Journal of Counseling & Development. 70: 164-173.
  10. Chinapah, V. 1987. Differential Acces to Primary Schooling: can education promote equality in a multi-cultural society? International Journal for the Advanced of Counseling. 10: 5-17.
  11. Davenport, Donna., Yurich, John. 1991. Multicultural Gender Issues. Journal of Counseling & Development. 70 (1): 64-71.
  12. Dewantara, KH. 1977. Pendidikan 9(cetakan kedua). Yogyakarta: Majalis Luhur Persatuan Taman Siswa.
  13. D”Andrea, Michael., Daniels, Judy, 1991. Exploring the Different Levels of Multicultural Counseling Training in Counselor Educations. Journal of Counseling & Development. 70: 78-85.
  14. Fetterman, David. 198
  15.  
  16. 4. Ethnography in Educational Evaluation (2nd ed). California: Sage Publications.
  17. Ford, Robert. 1987. Cultural Awareness and Cross-Cultural Counseling. International Journal for the Advanced Counseling. 10: 71-78.
  18. Fraenkel, Jack. 1977. How to Teach About Values: an analityc approach. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
  19. Gerertz, Hildred. 1983. Keluarga Jawa. Jakarta: Grafiti Pres.
  20. Goldenweiser, Alexander. 1968. History, Psychology and Culture. Oregon: Gloucester, Mass.
  21. Goode, William. 1991. Sosiologi Keluarga (terjemahan oleh Lailahanum Hasyim). Jakarta: Bumi Aksara.
  22. Graves, Desmond. 1986. Coorporate Culture – Diagnosis and Change. New York: The Free Press.
  23. Herr, Edmin (ed). 1989. Counseling in a Dynamic Society: opportunities and chalenges. American Association for Counseling and Development.
  24. Ihromi, TO. 1990. Pokok-pokok Antropologi Budaya. Jakarta: Gramedia.
  25. Keesing, Roger., Keesing, Felix. 1971. New Perspective ini Cultural Antrhopology. New York: Holt, Rinehart and Winston, Inc.
  26. Koentjaraningrat. 1988. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Penerbit Djambatan.
  27. Koentjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.
  28. Kuntowijoyo. 1987. Budaya dan Masyarakat. Yogyakarta: Tiara Wacana.
  29. Loekmono, Lobby. 1991. Tantangan Konseling. Semarang: Penerbit Satya Wacana.
  30. McRae, Mary., Johnson, Samuel. 1991. Toward Training for Competence in Multicultural Counselor Education. Journal of Counseling & development. 70 (1): 131-135.
  31. Menanti, Asih. 2005. Konseling Indigenous. Makalah disampaikan pada Konvensi Nasional ABKIN di Bandung 2005.
  32. Munandir. 1989. Bimbingan Sekolah di Indonesia: Corak yang Bagaimana. Disajikan dallam pidato pengukuhan guru besar IKIP Malang tanggal 6 Juli 1989.
  33. Mulder, Niels. 1985. Pribadi dan Masyarakat di Jawa. Jakarta: Penerbit Sinar Harapan.
  34. Nwachuku, Uchena., Ivey, Allene. 1991. Culture-Specific Counseling: an alternative training model. Journal of Counseling and Development. 70: 106-111.
  35. Persell, Caroline. 1990. Understanding Society (3rd ed). New York: Harper and Row Publishers, Inc.
  36. Prayitno. 1987. Profesionalisasi Konseling dan Pendidikan Konselor. Jakarta: Depdikbud.
  37. Ritzer, George (et al). 1979. Sosiology: experiencing a changing society. Boston: Allyn and Bacon, Inc.
  38. Rosjidan. 1994. Proses dan Teknik Konseling yang Memperhatikan Budaya Setempat. Pendidik Konselor. 4 Juni, h. 17-22.
  39. Rosjidan. 1995. Pengembangan Bimbingan dan Konseling dengan Budaya Nasional: rintisan. Makalah disampaikan dalam Kongres VIII dan Konvensi nasional X IPBI di Surabaya.
  40. Shertzer, Bruce., Stone, Shelley. 1981. Fundamentals of Guidance (4th ed). Boston: Houghton Mifflin Company.
  41. Soetarno. 1996. Tesis: telaah nilai-nilai bimbingan yang terkandung di dalam serat wedhatama dan implikasinya terhadap penyusunan bahan bimbingan pribadi dan sosial kurikulum SMU 1994. Malang: Pasca Sarjana IKIP Malang (tidak dipublikasikan).
  42. Spradley, James., McCurdy, David. 1979. Issues in Cultural Antrhopology. Boston: Little, Brown and Company.
  43. Suara Karya. 13 Maret 1995. Sifat “Gay” dan sifat “Lesbian” Tumbuh dari Faktor Biologis, Sosial ataukah …? Hal VIII, kolom 4-9.
  44. Sujamto. 1992. Refleksi Budaya Jawa. Semarang: Dahara Prize.
  45. Surabaya Post. 14 Maret 1995. Kejar Karier, Mereka Enggan Menikah. Hal IX, kolom 1-6.
  46. Surya, Muhammad. 1994. Peranan Konselor di Masa Depan. Jurnal Pendidik Konselor. 4 Juni, h. 3-8.
  47. Surya, Muhammad. 1995. Identifikasi Kebutuhan, Tantangan dan Masalah Bimbingan dan Konseling dan Implikasinya bagi Pengembangan Profil Konselor Abad XXI. Makalah disampaikan dalam Kongres VIII dan Konvensi Nasional X IPBI di Surabaya.
  48. Suseno, Magnis, Franz. 1993. Etika Jawa. Sebuah Analisa Falsafi tentang Kebijaksanaan Hidup Jawa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
  49. Vontress, Clemmont. 2002. Online Readings in Psychology and Culture (Unit 10, Chapter 1), (http://www.wwu.edu/~culture). Diakses tanggal 20 Mei 2007.
  50. Wells, Alan. 1970. Social Institutions. London: Heinemann.
  51. Westbrook, Franklin., Seadlacek, william. 1991. Forty Years of Using Labels to Communicate About Nontraditional Students: does it help or hurt? Journal of Counseling & development. 70 (1): 18-20.

Yusuf, Yusmar. 1991. Psikologi Antar Budaya. Bandung: Remaja Rosda Karya.


Details ...
Course Descriptions

Pengantar, Kontrak Perkuliahan, mengidentifikasikan kebutuhan informasi, Konsep Konseling Lintas Budaya, Asas, prinsip dan hambatan KLB, Bimbingan konseling dan kebudayaan, Dimensi-dimensi budaya dalam KLB, Konselor dalam KLB, Empati budaya dalam KLB, Kebudayaan dan kontak budaya, Kebudayaan dan kepribadian, Kerangka umum KLB, Kebudayaan dan komunikasi sebagai elemen budaya, Perspektif Etic dan Emic dalam Konseling Lintas Budaya, Konseling Multibudaya, Praktik/simulasi KLB dgn teman sebaya (individu)

Learning Outcomes

  1. Sikap dan Tata Nilai

a.menghargai budaya orang lain

b. memahami etika dalam masyarakat

  1. Keterampilan Umum

a.memahami budaya setiap individu

b. memiliki keterampilan sebagai konselor yang peka budaya

  1. Penguasaan pengetahuan

a. Menguasai konsep dasar konseling lintas budaya

b. dst

  1. Keterampilan Khusus

a. mampu mempraktikan klb

b. dst

References

Pustaka pokok :

  1. Jumarin. 2002. Dasar-dasar Konseling Lintas Budaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset
  2. Adhiputra, Anak Agung Ngurah. 2013.Konseling Lintas Budaya. Yogyakarta: Graha Ilmu
  3. Supriadi, Dedi. 2001. Konseling Lintas Budaya: isu-isu dan relevansinya di Indonesia. Pidato pengukuhan jabatan guru besar tetap dalam bidang BK. Jakarta: Depdiknas dan UPI
  4. Robert and Marianne. 2010. Bimbingan dan konseling edisi ke tujuh. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
  5. Larry,dkk. 2010. Komunikasi Lintas Budaya. Jakarta: Salemba Humanika

 

Pustaka Pelengkap

  1. Ahmadi, Abu. 1986. Antropologi Budaya: mengenal kebudayaan dan suku-suku bangsa di Indonesia. Surabaya: Pelangi.
  2. Anderson, D.J., Gingras, A.C. 1991. Sensitizing Counselor and Educators to Multicultural Issues: an interactive approach. Journal of Counseling and Development. 70: 91-93.
  3. Arredondo, Patricia., Gonsalves, John. 1980. Preparing Culturally Effective Counselors. The Presonnel and Guidance Journal. Juni.
  4. Barnadib. 1995. Meninjau Kebudayaan Nasional dan Sumbangan bagi Bimbingan dan Konseling. Makalah disampaikan dalam Kongres VIII dan Konvensi Nasional X IPBI di Surabaya.
  5. Bilton, Tony., et al. 1981. Introductory Sosiology. London: The Macmillan Press Ltd.
  6. Brammer, Lawrence., Shostrom, Everett. 1982. Therapeutic Psychology: fundamentals of counseling and psychotherapy (4th ed). New Jersey: Prentice-Hall Inc.
  7. Brislin, Richard. 1981. Cross-Cultural Encounter. New York: Pergamon Press.
  8. Budi. 11 Pebruari 1995. Penyimpangan Sosial Remaja Perkotaan. Harian Jayakarta. Hal IV. Kolom 4-9.
  9. Carter, RT. 1991. Cultural Values: a review of empirical research and implications for counseling. Journal of Counseling & Development. 70: 164-173.
  10. Chinapah, V. 1987. Differential Acces to Primary Schooling: can education promote equality in a multi-cultural society? International Journal for the Advanced of Counseling. 10: 5-17.
  11. Davenport, Donna., Yurich, John. 1991. Multicultural Gender Issues. Journal of Counseling & Development. 70 (1): 64-71.
  12. Dewantara, KH. 1977. Pendidikan 9(cetakan kedua). Yogyakarta: Majalis Luhur Persatuan Taman Siswa.
  13. D”Andrea, Michael., Daniels, Judy, 1991. Exploring the Different Levels of Multicultural Counseling Training in Counselor Educations. Journal of Counseling & Development. 70: 78-85.
  14. Fetterman, David. 198
  15.  
  16. 4. Ethnography in Educational Evaluation (2nd ed). California: Sage Publications.
  17. Ford, Robert. 1987. Cultural Awareness and Cross-Cultural Counseling. International Journal for the Advanced Counseling. 10: 71-78.
  18. Fraenkel, Jack. 1977. How to Teach About Values: an analityc approach. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
  19. Gerertz, Hildred. 1983. Keluarga Jawa. Jakarta: Grafiti Pres.
  20. Goldenweiser, Alexander. 1968. History, Psychology and Culture. Oregon: Gloucester, Mass.
  21. Goode, William. 1991. Sosiologi Keluarga (terjemahan oleh Lailahanum Hasyim). Jakarta: Bumi Aksara.
  22. Graves, Desmond. 1986. Coorporate Culture – Diagnosis and Change. New York: The Free Press.
  23. Herr, Edmin (ed). 1989. Counseling in a Dynamic Society: opportunities and chalenges. American Association for Counseling and Development.
  24. Ihromi, TO. 1990. Pokok-pokok Antropologi Budaya. Jakarta: Gramedia.
  25. Keesing, Roger., Keesing, Felix. 1971. New Perspective ini Cultural Antrhopology. New York: Holt, Rinehart and Winston, Inc.
  26. Koentjaraningrat. 1988. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Penerbit Djambatan.
  27. Koentjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.
  28. Kuntowijoyo. 1987. Budaya dan Masyarakat. Yogyakarta: Tiara Wacana.
  29. Loekmono, Lobby. 1991. Tantangan Konseling. Semarang: Penerbit Satya Wacana.
  30. McRae, Mary., Johnson, Samuel. 1991. Toward Training for Competence in Multicultural Counselor Education. Journal of Counseling & development. 70 (1): 131-135.
  31. Menanti, Asih. 2005. Konseling Indigenous. Makalah disampaikan pada Konvensi Nasional ABKIN di Bandung 2005.
  32. Munandir. 1989. Bimbingan Sekolah di Indonesia: Corak yang Bagaimana. Disajikan dallam pidato pengukuhan guru besar IKIP Malang tanggal 6 Juli 1989.
  33. Mulder, Niels. 1985. Pribadi dan Masyarakat di Jawa. Jakarta: Penerbit Sinar Harapan.
  34. Nwachuku, Uchena., Ivey, Allene. 1991. Culture-Specific Counseling: an alternative training model. Journal of Counseling and Development. 70: 106-111.
  35. Persell, Caroline. 1990. Understanding Society (3rd ed). New York: Harper and Row Publishers, Inc.
  36. Prayitno. 1987. Profesionalisasi Konseling dan Pendidikan Konselor. Jakarta: Depdikbud.
  37. Ritzer, George (et al). 1979. Sosiology: experiencing a changing society. Boston: Allyn and Bacon, Inc.
  38. Rosjidan. 1994. Proses dan Teknik Konseling yang Memperhatikan Budaya Setempat. Pendidik Konselor. 4 Juni, h. 17-22.
  39. Rosjidan. 1995. Pengembangan Bimbingan dan Konseling dengan Budaya Nasional: rintisan. Makalah disampaikan dalam Kongres VIII dan Konvensi nasional X IPBI di Surabaya.
  40. Shertzer, Bruce., Stone, Shelley. 1981. Fundamentals of Guidance (4th ed). Boston: Houghton Mifflin Company.
  41. Soetarno. 1996. Tesis: telaah nilai-nilai bimbingan yang terkandung di dalam serat wedhatama dan implikasinya terhadap penyusunan bahan bimbingan pribadi dan sosial kurikulum SMU 1994. Malang: Pasca Sarjana IKIP Malang (tidak dipublikasikan).
  42. Spradley, James., McCurdy, David. 1979. Issues in Cultural Antrhopology. Boston: Little, Brown and Company.
  43. Suara Karya. 13 Maret 1995. Sifat “Gay” dan sifat “Lesbian” Tumbuh dari Faktor Biologis, Sosial ataukah …? Hal VIII, kolom 4-9.
  44. Sujamto. 1992. Refleksi Budaya Jawa. Semarang: Dahara Prize.
  45. Surabaya Post. 14 Maret 1995. Kejar Karier, Mereka Enggan Menikah. Hal IX, kolom 1-6.
  46. Surya, Muhammad. 1994. Peranan Konselor di Masa Depan. Jurnal Pendidik Konselor. 4 Juni, h. 3-8.
  47. Surya, Muhammad. 1995. Identifikasi Kebutuhan, Tantangan dan Masalah Bimbingan dan Konseling dan Implikasinya bagi Pengembangan Profil Konselor Abad XXI. Makalah disampaikan dalam Kongres VIII dan Konvensi Nasional X IPBI di Surabaya.
  48. Suseno, Magnis, Franz. 1993. Etika Jawa. Sebuah Analisa Falsafi tentang Kebijaksanaan Hidup Jawa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
  49. Vontress, Clemmont. 2002. Online Readings in Psychology and Culture (Unit 10, Chapter 1), (http://www.wwu.edu/~culture). Diakses tanggal 20 Mei 2007.
  50. Wells, Alan. 1970. Social Institutions. London: Heinemann.
  51. Westbrook, Franklin., Seadlacek, william. 1991. Forty Years of Using Labels to Communicate About Nontraditional Students: does it help or hurt? Journal of Counseling & development. 70 (1): 18-20.

Yusuf, Yusmar. 1991. Psikologi Antar Budaya. Bandung: Remaja Rosda Karya.


Details ...
Course Descriptions

Pengantar, Kontrak Perkuliahan, mengidentifikasikan kebutuhan informasi, Konsep Konseling Lintas Budaya, Asas, prinsip dan hambatan KLB, Bimbingan konseling dan kebudayaan, Dimensi-dimensi budaya dalam KLB, Konselor dalam KLB, Empati budaya dalam KLB, Kebudayaan dan kontak budaya, Kebudayaan dan kepribadian, Kerangka umum KLB, Kebudayaan dan komunikasi sebagai elemen budaya, Perspektif Etic dan Emic dalam Konseling Lintas Budaya, Konseling Multibudaya, Praktik/simulasi KLB dgn teman sebaya (individu)

Learning Outcomes

  1. Sikap dan Tata Nilai

a.menghargai budaya orang lain

b. memahami etika dalam masyarakat

  1. Keterampilan Umum

a.memahami budaya setiap individu

b. memiliki keterampilan sebagai konselor yang peka budaya

  1. Penguasaan pengetahuan

a. Menguasai konsep dasar konseling lintas budaya

b. dst

  1. Keterampilan Khusus

a. mampu mempraktikan klb

b. dst

References

Pustaka pokok :

  1. Jumarin. 2002. Dasar-dasar Konseling Lintas Budaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset
  2. Adhiputra, Anak Agung Ngurah. 2013.Konseling Lintas Budaya. Yogyakarta: Graha Ilmu
  3. Supriadi, Dedi. 2001. Konseling Lintas Budaya: isu-isu dan relevansinya di Indonesia. Pidato pengukuhan jabatan guru besar tetap dalam bidang BK. Jakarta: Depdiknas dan UPI
  4. Robert and Marianne. 2010. Bimbingan dan konseling edisi ke tujuh. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
  5. Larry,dkk. 2010. Komunikasi Lintas Budaya. Jakarta: Salemba Humanika

 

Pustaka Pelengkap

  1. Ahmadi, Abu. 1986. Antropologi Budaya: mengenal kebudayaan dan suku-suku bangsa di Indonesia. Surabaya: Pelangi.
  2. Anderson, D.J., Gingras, A.C. 1991. Sensitizing Counselor and Educators to Multicultural Issues: an interactive approach. Journal of Counseling and Development. 70: 91-93.
  3. Arredondo, Patricia., Gonsalves, John. 1980. Preparing Culturally Effective Counselors. The Presonnel and Guidance Journal. Juni.
  4. Barnadib. 1995. Meninjau Kebudayaan Nasional dan Sumbangan bagi Bimbingan dan Konseling. Makalah disampaikan dalam Kongres VIII dan Konvensi Nasional X IPBI di Surabaya.
  5. Bilton, Tony., et al. 1981. Introductory Sosiology. London: The Macmillan Press Ltd.
  6. Brammer, Lawrence., Shostrom, Everett. 1982. Therapeutic Psychology: fundamentals of counseling and psychotherapy (4th ed). New Jersey: Prentice-Hall Inc.
  7. Brislin, Richard. 1981. Cross-Cultural Encounter. New York: Pergamon Press.
  8. Budi. 11 Pebruari 1995. Penyimpangan Sosial Remaja Perkotaan. Harian Jayakarta. Hal IV. Kolom 4-9.
  9. Carter, RT. 1991. Cultural Values: a review of empirical research and implications for counseling. Journal of Counseling & Development. 70: 164-173.
  10. Chinapah, V. 1987. Differential Acces to Primary Schooling: can education promote equality in a multi-cultural society? International Journal for the Advanced of Counseling. 10: 5-17.
  11. Davenport, Donna., Yurich, John. 1991. Multicultural Gender Issues. Journal of Counseling & Development. 70 (1): 64-71.
  12. Dewantara, KH. 1977. Pendidikan 9(cetakan kedua). Yogyakarta: Majalis Luhur Persatuan Taman Siswa.
  13. D”Andrea, Michael., Daniels, Judy, 1991. Exploring the Different Levels of Multicultural Counseling Training in Counselor Educations. Journal of Counseling & Development. 70: 78-85.
  14. Fetterman, David. 198
  15.  
  16. 4. Ethnography in Educational Evaluation (2nd ed). California: Sage Publications.
  17. Ford, Robert. 1987. Cultural Awareness and Cross-Cultural Counseling. International Journal for the Advanced Counseling. 10: 71-78.
  18. Fraenkel, Jack. 1977. How to Teach About Values: an analityc approach. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
  19. Gerertz, Hildred. 1983. Keluarga Jawa. Jakarta: Grafiti Pres.
  20. Goldenweiser, Alexander. 1968. History, Psychology and Culture. Oregon: Gloucester, Mass.
  21. Goode, William. 1991. Sosiologi Keluarga (terjemahan oleh Lailahanum Hasyim). Jakarta: Bumi Aksara.
  22. Graves, Desmond. 1986. Coorporate Culture – Diagnosis and Change. New York: The Free Press.
  23. Herr, Edmin (ed). 1989. Counseling in a Dynamic Society: opportunities and chalenges. American Association for Counseling and Development.
  24. Ihromi, TO. 1990. Pokok-pokok Antropologi Budaya. Jakarta: Gramedia.
  25. Keesing, Roger., Keesing, Felix. 1971. New Perspective ini Cultural Antrhopology. New York: Holt, Rinehart and Winston, Inc.
  26. Koentjaraningrat. 1988. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Penerbit Djambatan.
  27. Koentjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.
  28. Kuntowijoyo. 1987. Budaya dan Masyarakat. Yogyakarta: Tiara Wacana.
  29. Loekmono, Lobby. 1991. Tantangan Konseling. Semarang: Penerbit Satya Wacana.
  30. McRae, Mary., Johnson, Samuel. 1991. Toward Training for Competence in Multicultural Counselor Education. Journal of Counseling & development. 70 (1): 131-135.
  31. Menanti, Asih. 2005. Konseling Indigenous. Makalah disampaikan pada Konvensi Nasional ABKIN di Bandung 2005.
  32. Munandir. 1989. Bimbingan Sekolah di Indonesia: Corak yang Bagaimana. Disajikan dallam pidato pengukuhan guru besar IKIP Malang tanggal 6 Juli 1989.
  33. Mulder, Niels. 1985. Pribadi dan Masyarakat di Jawa. Jakarta: Penerbit Sinar Harapan.
  34. Nwachuku, Uchena., Ivey, Allene. 1991. Culture-Specific Counseling: an alternative training model. Journal of Counseling and Development. 70: 106-111.
  35. Persell, Caroline. 1990. Understanding Society (3rd ed). New York: Harper and Row Publishers, Inc.
  36. Prayitno. 1987. Profesionalisasi Konseling dan Pendidikan Konselor. Jakarta: Depdikbud.
  37. Ritzer, George (et al). 1979. Sosiology: experiencing a changing society. Boston: Allyn and Bacon, Inc.
  38. Rosjidan. 1994. Proses dan Teknik Konseling yang Memperhatikan Budaya Setempat. Pendidik Konselor. 4 Juni, h. 17-22.
  39. Rosjidan. 1995. Pengembangan Bimbingan dan Konseling dengan Budaya Nasional: rintisan. Makalah disampaikan dalam Kongres VIII dan Konvensi nasional X IPBI di Surabaya.
  40. Shertzer, Bruce., Stone, Shelley. 1981. Fundamentals of Guidance (4th ed). Boston: Houghton Mifflin Company.
  41. Soetarno. 1996. Tesis: telaah nilai-nilai bimbingan yang terkandung di dalam serat wedhatama dan implikasinya terhadap penyusunan bahan bimbingan pribadi dan sosial kurikulum SMU 1994. Malang: Pasca Sarjana IKIP Malang (tidak dipublikasikan).
  42. Spradley, James., McCurdy, David. 1979. Issues in Cultural Antrhopology. Boston: Little, Brown and Company.
  43. Suara Karya. 13 Maret 1995. Sifat “Gay” dan sifat “Lesbian” Tumbuh dari Faktor Biologis, Sosial ataukah …? Hal VIII, kolom 4-9.
  44. Sujamto. 1992. Refleksi Budaya Jawa. Semarang: Dahara Prize.
  45. Surabaya Post. 14 Maret 1995. Kejar Karier, Mereka Enggan Menikah. Hal IX, kolom 1-6.
  46. Surya, Muhammad. 1994. Peranan Konselor di Masa Depan. Jurnal Pendidik Konselor. 4 Juni, h. 3-8.
  47. Surya, Muhammad. 1995. Identifikasi Kebutuhan, Tantangan dan Masalah Bimbingan dan Konseling dan Implikasinya bagi Pengembangan Profil Konselor Abad XXI. Makalah disampaikan dalam Kongres VIII dan Konvensi Nasional X IPBI di Surabaya.
  48. Suseno, Magnis, Franz. 1993. Etika Jawa. Sebuah Analisa Falsafi tentang Kebijaksanaan Hidup Jawa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
  49. Vontress, Clemmont. 2002. Online Readings in Psychology and Culture (Unit 10, Chapter 1), (http://www.wwu.edu/~culture). Diakses tanggal 20 Mei 2007.
  50. Wells, Alan. 1970. Social Institutions. London: Heinemann.
  51. Westbrook, Franklin., Seadlacek, william. 1991. Forty Years of Using Labels to Communicate About Nontraditional Students: does it help or hurt? Journal of Counseling & development. 70 (1): 18-20.

Yusuf, Yusmar. 1991. Psikologi Antar Budaya. Bandung: Remaja Rosda Karya.


Details ...