Arsitektur Nusantara, Curriculum : 2020


Courser in EnglishIndonesian Architecture
ProgramArsitektur
SKS2 SKS
RPS4 Data

RPS (Rencanan Perkuliahan Semester)

Course Descriptions

Mata kuliah Arsitektur Nusantara adalah arsitektur di wilayah yang dinamakan Nusantara (dari awal abad Masehi hingga abad ke-18), terutama yang masuk dalam wilayah Indonesia. Arsitektur Nusantara adalah arsitektur yang berlanggam Nusantara, berdasar pada tempat (geografi, klimatologi), langgam (seni arsitektur, etnik), dan teknologi yang digunakan.

Learning Outcomes

Sikap   

  • Menunjukkan sikap bangga dan berintegritas sebagai anak bangsa yang memiliki tugas menjaga dan melestarikan warisan budaya nusantara.
  • Menunjukkan tanggung jawab atas pekerjaan di bidang    keahliannya secara mandiri, bermutu dan terukur.
  • Mampu mendokumentasikan, menyusun dan menarasikan data dalam bentuk dokumen, dan mencegah plagiasi.
  • Memiliki sikap etis, berkomunikasi secara ilmiah, adaptif, dan apresiatif.
  • Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya

Penguasaan Pengetahuan

Mahasiswa dapat memahami dan kompeten dalam pengetahuan tentang perkembangan Arsitektur, khususnya arsitektur di Nusantara, serta dapat memahami ciri dan karakter arsitektur bangunan pada suatu kurun waktu tertentu, dan memahami konteks ke-Nusantara-an. 

Keterampilan Khusus

Mahasiswa memiliki pengetahuan mengenai perkembangan Arsitektur Nusantara (sejarah asal mula, arsitektur tradisional, aturan adat dan peraturan pemerintah yang muncul kemudian, morfologi arsitektur, dan perkembangan teknologi bangunan yang memiliki kekhasan di negeri 2 musim kemarau dan penghujan).

 

References

1.Sumintardja, Djauhari, 1981, Kompedium Sejarah Arsitektur Jilid 1, Bandung: Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan

2.Ashadi, 2018, Pengantar Antropologi Arsitektur, Jakarta : Arsitektur UMJ Press

3.Juna JA Amin, 2016, Mengenal Arsitektur Lansekap Nusantara, Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta

4.Waterson, Roxana, 1998, The Living House: An Anthropology of Architecture in South-East, Watson-Guptill Publications

5.Prijotomo, Josef. 2004. Arsitektur Nusantara: menuju keniscayaan. Wastu Lanas Grafika, Surabaya

6.Norberg-Schulz, Christian. 1980. Genius Loci: Towards a Phenomenology of Architecture. Rizzoli, New York


Details ...
Course Descriptions

Mata kuliah Arsitektur Nusantara adalah arsitektur di wilayah yang dinamakan Nusantara (dari awal abad Masehi hingga abad ke-18), terutama yang masuk dalam wilayah Indonesia. Arsitektur Nusantara adalah arsitektur yang berlanggam Nusantara, berdasar pada tempat (geografi, klimatologi), langgam (seni arsitektur, etnik), dan teknologi yang digunakan.

Learning Outcomes

Sikap   

  • Menunjukkan sikap bangga dan berintegritas sebagai anak bangsa yang memiliki tugas menjaga dan melestarikan warisan budaya nusantara.
  • Menunjukkan tanggung jawab atas pekerjaan di bidang    keahliannya secara mandiri, bermutu dan terukur.
  • Mampu mendokumentasikan, menyusun dan menarasikan data dalam bentuk dokumen, dan mencegah plagiasi.
  • Memiliki sikap etis, berkomunikasi secara ilmiah, adaptif, dan apresiatif.
  • Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya

Penguasaan Pengetahuan

Mahasiswa dapat memahami dan kompeten dalam pengetahuan tentang perkembangan Arsitektur, khususnya arsitektur di Nusantara, serta dapat memahami ciri dan karakter arsitektur bangunan pada suatu kurun waktu tertentu, dan memahami konteks ke-Nusantara-an. 

Keterampilan Khusus

Mahasiswa memiliki pengetahuan mengenai perkembangan Arsitektur Nusantara (sejarah asal mula, arsitektur tradisional, aturan adat dan peraturan pemerintah yang muncul kemudian, morfologi arsitektur, dan perkembangan teknologi bangunan yang memiliki kekhasan di negeri 2 musim kemarau dan penghujan).

 

References

1.Sumintardja, Djauhari, 1981, Kompedium Sejarah Arsitektur Jilid 1, Bandung: Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan

2.Ashadi, 2018, Pengantar Antropologi Arsitektur, Jakarta : Arsitektur UMJ Press

3.Juna JA Amin, 2016, Mengenal Arsitektur Lansekap Nusantara, Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta

4.Waterson, Roxana, 1998, The Living House: An Anthropology of Architecture in South-East, Watson-Guptill Publications

5.Prijotomo, Josef. 2004. Arsitektur Nusantara: menuju keniscayaan. Wastu Lanas Grafika, Surabaya

6.Norberg-Schulz, Christian. 1980. Genius Loci: Towards a Phenomenology of Architecture. Rizzoli, New York


Details ...
Course Descriptions

Apa beda Arsitektur Nusantara dengan Sejarah Arsitektur Tradisional? Arsitektur Nusantara dibangun sebagai sebuah pengetahuan yang dilandaskan dari filsafat, ilmu dan pengetahuan arsitektur sebagai yang utama, sementara aristektur tradisional adalah pengetahuan warisan dari  antropologi, etnologi dan geografi budaya. 

Arsitektur Nusantara berbeda dengan arsitektur Eropa.  Arsitektur Nusantara adalah arsitektur pernaungan, sementara itu arsitektur Eropa merupakan arsitektur perlindungan. Sebagai arsitektur pernaungan, Arsitektur Nusantara memiliki ciri-khas pada struktur landasan, struktur badan dan struktur atap. 

Ideologi Arsitektur Nusantara berpedoman pada semboyan ke-Bhineka-an. Bhinneka Tunggal Ika . Kita melihat Toraja adalah Indonesia, Jawa adalah Indonesia. Untuk menghargai sejarah masa lampau, Arsitektur Nusantara menjadikan arsitektur klasik Indonesia (percandian dan tradisional) sebagai akar kearsitekturan.  Penempatan sebagai sumber dan akar tidak membuat kita kembali ke masa lampau,  tetapi arsitektur klasik Indonesia itu saling dikombinasikan yang dapat menghadirkan suatu bentukan baru yang Indonesiawi.  Kandungan arsitektur tradisisional bisa dijadikan sebagai tamu / unsur eksternal,yang perlu distilir ke dalam kenusantaraan. Pengkombinasian gagasan sehingga menjadi tranformasi arsitektur Artinya, modifikasi antara gagasan modern dengan gagasan arsitektur klasik untuk mencapai suatu karya arsitektur yang berciri Nusantara.

 

Learning Outcomes

Mahasiswa memahami bahwa keberkelanjutan arsitektur klasik
 Indonesia menjadi tanggungjawab arsitek dengan memperhatikan tuntutan pengkinian. Mahasiswa para calon arisitektur memiliki jiwa kesadaran dalam menjunjung tinggi ke-Indonesiaan khususnya jati diri Arsitektur Nusantara, sadar untuk menjaga kesinambungan dan keharmonisan antar arsitektur percandian maupun etnik Nusantara dengan teknologi bangunan modern. 

References

1.Sumintardja, Djauhari, 1981, Kompedium Sejarah Arsitektur Jilid 1, Bandung: Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan
2.Ashadi, 2018, Pengantar Antropologi Arsitektur, Jakarta : Arsitektur UMJ Press
3.Juna JA Amin, 2016, Mengenal Arsitektur Lansekap Nusantara, Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta
4.Waterson, Roxana, 1998, The Living House: An Anthropology of Architecture in South-East, Watson-Guptill Publications
5.Prijotomo, Josef. 2004. Arsitektur Nusantara: menuju keniscayaan. Wastu Lanas Grafika, Surabaya
6.Norberg-Schulz, Christian. 1980. Genius Loci: Towards a Phenomenology of Architecture. Rizzoli, New York


Details ...
Course Descriptions

Apa beda Arsitektur Nusantara dengan Sejarah Arsitektur Tradisional? Arsitektur Nusantara dibangun sebagai sebuah pengetahuan yang dilandaskan dari filsafat, ilmu dan pengetahuan arsitektur sebagai yang utama, sementara aristektur tradisional adalah pengetahuan warisan dari  antropologi, etnologi dan geografi budaya. 

Arsitektur Nusantara berbeda dengan arsitektur Eropa.  Arsitektur Nusantara adalah arsitektur pernaungan, sementara itu arsitektur Eropa merupakan arsitektur perlindungan. Sebagai arsitektur pernaungan, Arsitektur Nusantara memiliki ciri-khas pada struktur landasan, struktur badan dan struktur atap. 

Ideologi Arsitektur Nusantara berpedoman pada semboyan ke-Bhineka-an. Bhinneka Tunggal Ika . Kita melihat Toraja adalah Indonesia, Jawa adalah Indonesia. Untuk menghargai sejarah masa lampau, Arsitektur Nusantara menjadikan arsitektur klasik Indonesia (percandian dan tradisional) sebagai akar kearsitekturan.  Penempatan sebagai sumber dan akar tidak membuat kita kembali ke masa lampau,  tetapi arsitektur klasik Indonesia itu saling dikombinasikan yang dapat menghadirkan suatu bentukan baru yang Indonesiawi.  Kandungan arsitektur tradisisional bisa dijadikan sebagai tamu / unsur eksternal,yang perlu distilir ke dalam kenusantaraan. Pengkombinasian gagasan sehingga menjadi tranformasi arsitektur Artinya, modifikasi antara gagasan modern dengan gagasan arsitektur klasik untuk mencapai suatu karya arsitektur yang berciri Nusantara.

 

Learning Outcomes

Mahasiswa memahami bahwa keberkelanjutan arsitektur klasik
 Indonesia menjadi tanggungjawab arsitek dengan memperhatikan tuntutan pengkinian. Mahasiswa para calon arisitektur memiliki jiwa kesadaran dalam menjunjung tinggi ke-Indonesiaan khususnya jati diri Arsitektur Nusantara, sadar untuk menjaga kesinambungan dan keharmonisan antar arsitektur percandian maupun etnik Nusantara dengan teknologi bangunan modern. 

References

1.Sumintardja, Djauhari, 1981, Kompedium Sejarah Arsitektur Jilid 1, Bandung: Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan
2.Ashadi, 2018, Pengantar Antropologi Arsitektur, Jakarta : Arsitektur UMJ Press
3.Juna JA Amin, 2016, Mengenal Arsitektur Lansekap Nusantara, Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta
4.Waterson, Roxana, 1998, The Living House: An Anthropology of Architecture in South-East, Watson-Guptill Publications
5.Prijotomo, Josef. 2004. Arsitektur Nusantara: menuju keniscayaan. Wastu Lanas Grafika, Surabaya
6.Norberg-Schulz, Christian. 1980. Genius Loci: Towards a Phenomenology of Architecture. Rizzoli, New York


Details ...
Course Descriptions

Apa beda Arsitektur Nusantara dengan Sejarah Arsitektur Tradisional? Arsitektur Nusantara dibangun sebagai sebuah pengetahuan yang dilandaskan dari filsafat, ilmu dan pengetahuan arsitektur sebagai yang utama, sementara aristektur tradisional adalah pengetahuan warisan dari  antropologi, etnologi dan geografi budaya. 

Arsitektur Nusantara berbeda dengan arsitektur Eropa.  Arsitektur Nusantara adalah arsitektur pernaungan, sementara itu arsitektur Eropa merupakan arsitektur perlindungan. Sebagai arsitektur pernaungan, Arsitektur Nusantara memiliki ciri-khas pada struktur landasan, struktur badan dan struktur atap. 

Ideologi Arsitektur Nusantara berpedoman pada semboyan ke-Bhineka-an. Bhinneka Tunggal Ika . Kita melihat Toraja adalah Indonesia, Jawa adalah Indonesia. Untuk menghargai sejarah masa lampau, Arsitektur Nusantara menjadikan arsitektur klasik Indonesia (percandian dan tradisional) sebagai akar kearsitekturan.  Penempatan sebagai sumber dan akar tidak membuat kita kembali ke masa lampau,  tetapi arsitektur klasik Indonesia itu saling dikombinasikan yang dapat menghadirkan suatu bentukan baru yang Indonesiawi.  Kandungan arsitektur tradisisional bisa dijadikan sebagai tamu / unsur eksternal,yang perlu distilir ke dalam kenusantaraan. Pengkombinasian gagasan sehingga menjadi tranformasi arsitektur Artinya, modifikasi antara gagasan modern dengan gagasan arsitektur klasik untuk mencapai suatu karya arsitektur yang berciri Nusantara.

 

Learning Outcomes

Mahasiswa memahami bahwa keberkelanjutan arsitektur klasik
 Indonesia menjadi tanggungjawab arsitek dengan memperhatikan tuntutan pengkinian. Mahasiswa para calon arisitektur memiliki jiwa kesadaran dalam menjunjung tinggi ke-Indonesiaan khususnya jati diri Arsitektur Nusantara, sadar untuk menjaga kesinambungan dan keharmonisan antar arsitektur percandian maupun etnik Nusantara dengan teknologi bangunan modern. 

References

1.Sumintardja, Djauhari, 1981, Kompedium Sejarah Arsitektur Jilid 1, Bandung: Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan
2.Ashadi, 2018, Pengantar Antropologi Arsitektur, Jakarta : Arsitektur UMJ Press
3.Juna JA Amin, 2016, Mengenal Arsitektur Lansekap Nusantara, Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta
4.Waterson, Roxana, 1998, The Living House: An Anthropology of Architecture in South-East, Watson-Guptill Publications
5.Prijotomo, Josef. 2004. Arsitektur Nusantara: menuju keniscayaan. Wastu Lanas Grafika, Surabaya
6.Norberg-Schulz, Christian. 1980. Genius Loci: Towards a Phenomenology of Architecture. Rizzoli, New York


Details ...
Course Descriptions

Apa beda Arsitektur Nusantara dengan Sejarah Arsitektur Tradisional? Arsitektur Nusantara dibangun sebagai sebuah pengetahuan yang dilandaskan dari filsafat, ilmu dan pengetahuan arsitektur sebagai yang utama, sementara aristektur tradisional adalah pengetahuan warisan dari  antropologi, etnologi dan geografi budaya. 

Arsitektur Nusantara berbeda dengan arsitektur Eropa.  Arsitektur Nusantara adalah arsitektur pernaungan, sementara itu arsitektur Eropa merupakan arsitektur perlindungan. Sebagai arsitektur pernaungan, Arsitektur Nusantara memiliki ciri-khas pada struktur landasan, struktur badan dan struktur atap. 

Ideologi Arsitektur Nusantara berpedoman pada semboyan ke-Bhineka-an. Bhinneka Tunggal Ika . Kita melihat Toraja adalah Indonesia, Jawa adalah Indonesia. Untuk menghargai sejarah masa lampau, Arsitektur Nusantara menjadikan arsitektur klasik Indonesia (percandian dan tradisional) sebagai akar kearsitekturan.  Penempatan sebagai sumber dan akar tidak membuat kita kembali ke masa lampau,  tetapi arsitektur klasik Indonesia itu saling dikombinasikan yang dapat menghadirkan suatu bentukan baru yang Indonesiawi.  Kandungan arsitektur tradisisional bisa dijadikan sebagai tamu / unsur eksternal,yang perlu distilir ke dalam kenusantaraan. Pengkombinasian gagasan sehingga menjadi tranformasi arsitektur Artinya, modifikasi antara gagasan modern dengan gagasan arsitektur klasik untuk mencapai suatu karya arsitektur yang berciri Nusantara.

 

Learning Outcomes

Mahasiswa memahami bahwa keberkelanjutan arsitektur klasik
 Indonesia menjadi tanggungjawab arsitek dengan memperhatikan tuntutan pengkinian. Mahasiswa para calon arisitektur memiliki jiwa kesadaran dalam menjunjung tinggi ke-Indonesiaan khususnya jati diri Arsitektur Nusantara, sadar untuk menjaga kesinambungan dan keharmonisan antar arsitektur percandian maupun etnik Nusantara dengan teknologi bangunan modern. 

References

1.Sumintardja, Djauhari, 1981, Kompedium Sejarah Arsitektur Jilid 1, Bandung: Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan
2.Ashadi, 2018, Pengantar Antropologi Arsitektur, Jakarta : Arsitektur UMJ Press
3.Juna JA Amin, 2016, Mengenal Arsitektur Lansekap Nusantara, Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta
4.Waterson, Roxana, 1998, The Living House: An Anthropology of Architecture in South-East, Watson-Guptill Publications
5.Prijotomo, Josef. 2004. Arsitektur Nusantara: menuju keniscayaan. Wastu Lanas Grafika, Surabaya
6.Norberg-Schulz, Christian. 1980. Genius Loci: Towards a Phenomenology of Architecture. Rizzoli, New York


Details ...