Courser in English | Conservation |
Program | Arsitektur |
SKS | 2 SKS |
RPS | 6 Data |
RPS (Rencanan Perkuliahan Semester)
Kegiatan konservasi meliputi seluruh kegiatan pemeliharaan sesuai dengan kondisi dan situasi lokal maupun upaya pengembangan untuk pemanfaatan lebih lanjut pada suatu bangunan atau lingkungan atau kawasan. Konservasi menurut Burra Charter (ICOMOS) harus mempertahankan, memperbaiki atau memperlihatkan sebanyak mungkin jejak sejarah pada suatu obyek bersejarah apakah itu bangunan atau artefak. Tujuannya adalah keamanan, pemeliharaan dan masa depan bagi benda bersejarah tersebut.
Konservasi bila dikaitkan dengan kawasan, maka konservasi kawasan atau sub bagian kota mencakup suatu upaya pencegahan adanya aktivitas perubahan sosial atau pemanfaatan yang tidak sesuai dan bukan secara fisik saja. Bila dikaitkan dengan bangunan, maka memikirkan bagaimana penggunaan (pemanfaatan) akhir setelah dilestarikan juga sangat penting karena apapun fungsi baru yang akan diselenggarakan di bangunan harus sesuai dengan kebutuhan bangunan tersebut.
Mahasiswa diharapkan memiliki informasi mengenai tata cara konservasi bangunan bersejarah. selain itu diharapkan mahasiswa memiliki empati dan tergugah untuk turut bertanggungjawab terhadap kegiatan pelestarian warisan budaya yang merupakan sejarah dan pusaka bangsa, khususnya bangunan dan arsitektur.
ReferencesWilliam J. Murthag, 1990, Keeping Time : The History and Theory of Preservation
Awal, Han, 2002, Pengantar Panduan Konservasi Bangunan Bersejarah Masa Kolonial, Penerbit Pusat Dokumentasi Arsitektur, Jakarta.
PDA and Unesco Indonesia, 2015, Caring for your Heritage Building
Budihardjo, Eko, 1994, Konservasi Bangunan di Indonesia, Penerbit Gajahmada Press, Yogyakarta.
Sumakyo, Yulianto, 1998, Arsitektur Kolonial Belanda di Indonesia, Penerbit Gajahmada Press, Yogyakarta.
Frick, Heinz., 1997, Pola struktural dan teknik bangunan di Indonesia, Penerbit Kanisius-Soegijapranata University Press, Yogyakarta-Indonesia.
Prijotomo, Josef,1995, Petungan: Sistem Ukuran dalam Arsitektur Jawa, Gajahmada University Press, Yogyakarta.
Handinoto, 2010, Arsitektur dan kota-kota di Jawa pada masa kolonial, /graha Imu, yogyakarta
www.icomos.org dan https://whc.unesco.org/en/about/
Details ...
Kegiatan konservasi meliputi seluruh kegiatan pemeliharaan sesuai dengan kondisi dan situasi lokal maupun upaya pengembangan untuk pemanfaatan lebih lanjut pada suatu bangunan atau lingkungan atau kawasan. Konservasi menurut Burra Charter (ICOMOS) harus mempertahankan, memperbaiki atau memperlihatkan sebanyak mungkin jejak sejarah pada suatu obyek bersejarah apakah itu bangunan atau artefak. Tujuannya adalah keamanan, pemeliharaan dan masa depan bagi benda bersejarah tersebut.
Konservasi bila dikaitkan dengan kawasan, maka konservasi kawasan atau sub bagian kota mencakup suatu upaya pencegahan adanya aktivitas perubahan sosial atau pemanfaatan yang tidak sesuai dan bukan secara fisik saja. Bila dikaitkan dengan bangunan, maka memikirkan bagaimana penggunaan (pemanfaatan) akhir setelah dilestarikan juga sangat penting karena apapun fungsi baru yang akan diselenggarakan di bangunan harus sesuai dengan kebutuhan bangunan tersebut.
Mahasiswa diharapkan memiliki informasi mengenai tata cara konservasi bangunan bersejarah. selain itu diharapkan mahasiswa memiliki empati dan tergugah untuk turut bertanggungjawab terhadap kegiatan pelestarian warisan budaya yang merupakan sejarah dan pusaka bangsa, khususnya bangunan dan arsitektur.
ReferencesWilliam J. Murthag, 1990, Keeping Time : The History and Theory of Preservation
Awal, Han, 2002, Pengantar Panduan Konservasi Bangunan Bersejarah Masa Kolonial, Penerbit Pusat Dokumentasi Arsitektur, Jakarta.
PDA and Unesco Indonesia, 2015, Caring for your Heritage Building
Budihardjo, Eko, 1994, Konservasi Bangunan di Indonesia, Penerbit Gajahmada Press, Yogyakarta.
Sumakyo, Yulianto, 1998, Arsitektur Kolonial Belanda di Indonesia, Penerbit Gajahmada Press, Yogyakarta.
Frick, Heinz., 1997, Pola struktural dan teknik bangunan di Indonesia, Penerbit Kanisius-Soegijapranata University Press, Yogyakarta-Indonesia.
Prijotomo, Josef,1995, Petungan: Sistem Ukuran dalam Arsitektur Jawa, Gajahmada University Press, Yogyakarta.
Handinoto, 2010, Arsitektur dan kota-kota di Jawa pada masa kolonial, /graha Imu, yogyakarta
www.icomos.org dan https://whc.unesco.org/en/about/
Details ...
Kegiatan konservasi meliputi seluruh kegiatan pemeliharaan sesuai dengan kondisi dan situasi lokal maupun upaya pengembangan untuk pemanfaatan lebih lanjut. Bila dikaitkan dengan kawasan maka konservasi kawasan atau sub bagian kota mencakup suatu upaya pencegahan adanya aktivitas perubahan sosial atau pemanfaatan yang tidak sesuai dan bukan secara fisik saja. Melalui mata kuliah Konservasi dan Preservasi mahasiswa diharapkan memiliki empati dan tergugah untuk turut bertanggungjawan terhadap kegiatan pelestarian warisan budaya yang merupakan sejarah dan pusaka bangsa.
Learning OutcomesMahasiswa memahami prinsip konservasi dasar dan mampu membuat kajian konservasi tahap awal pada bangunan cagar budaya, seperti menilai dan mengidentifikasi fisik bangunan cagar budaya secara arsitektural, dan perencanaan tindakan pelestarian secara umum.
ReferencesWilliam J. Murthag, 1990, Keeping Time : The History and Theory of Preservation
Awal, Han, 2002, Pengantar Panduan Konservasi Bangunan Bersejarah Masa Kolonial, Penerbit Pusat Dokumentasi Arsitektur, Jakarta. Budihardjo,
Eko, 1994, Konservasi Bangunan di Indonesia, Penerbit Gajahmada Press, Yogyakarta.
Frick, Heinz., 1997, Pola struktural dan teknik bangunan di Indonesia, Penerbit Kanisius-Soegijapranata University Press, Yogyakarta-Indonesia.
Prijotomo, Josef,1995, Petungan: Sistem Ukuran dalam Arsitektur Jawa, Gajahmada University Press, Yogyakarta.
__________. (1999). Griya dan Omah: Penelusuran Makna dan Signifikansi di Arsitektur Jawa, dalam Jurnal Dimensi Teknik Sipil Vol. 27 No.1 Juli 1999. Surabaya: JAFT Universitas Kristen Petra.
Details ...
Kegiatan konservasi meliputi seluruh kegiatan pemeliharaan sesuai dengan kondisi dan situasi lokal maupun upaya pengembangan untuk pemanfaatan lebih lanjut. Bila dikaitkan dengan kawasan maka konservasi kawasan atau sub bagian kota mencakup suatu upaya pencegahan adanya aktivitas perubahan sosial atau pemanfaatan yang tidak sesuai dan bukan secara fisik saja. Melalui mata kuliah Konservasi dan Preservasi mahasiswa diharapkan memiliki empati dan tergugah untuk turut bertanggungjawan terhadap kegiatan pelestarian warisan budaya yang merupakan sejarah dan pusaka bangsa.
Learning Outcomes
Mahasiswa memahami prinsip konservasi dasar dan mampu membuat kajian konservasi tahap awal pada bangunan cagar budaya, seperti menilai dan mengidentifikasi fisik bangunan cagar budaya secara arsitektural, dan perencanaan tindakan pelestarian secara umum.
ReferencesWilliam J. Murthag, 1990, Keeping Time : The History and Theory of Preservation
Han Awal, 2002, Pengantar Panduan Konservasi Bangunan Bersejarah Masa Kolonial, Penerbit Pusat Dokumentasi Arsitektur, Jakarta. Budihardjo,
Eko Budihardjo, 1994, Konservasi Bangunan di Indonesia, Penerbit Gajahmada Press, Yogyakarta.
Heinz Frick, 1997, Pola struktural dan teknik bangunan di Indonesia, Penerbit Kanisius-Soegijapranata University Press, Yogyakarta-Indonesia.
PDA and Unesco Indonesia, 2015, Caring for your Heritage Building
Details ...
Kegiatan konservasi meliputi seluruh kegiatan pemeliharaan sesuai dengan kondisi dan situasi lokal maupun upaya pengembangan untuk pemanfaatan lebih lanjut. Bila dikaitkan dengan kawasan maka konservasi kawasan atau sub bagian kota mencakup suatu upaya pencegahan adanya aktivitas perubahan sosial atau pemanfaatan yang tidak sesuai dan bukan secara fisik saja. Melalui mata kuliah Konservasi dan Preservasi mahasiswa diharapkan memiliki empati dan tergugah untuk turut bertanggungjawan terhadap kegiatan pelestarian warisan budaya yang merupakan sejarah dan pusaka bangsa.
Learning Outcomes
Mahasiswa memahami prinsip konservasi dasar dan mampu membuat kajian konservasi tahap awal pada bangunan cagar budaya, seperti menilai dan mengidentifikasi fisik bangunan cagar budaya secara arsitektural, dan perencanaan tindakan pelestarian secara umum.
References-
Details ...
Kegiatan konservasi meliputi seluruh kegiatan pemeliharaan sesuai dengan kondisi dan situasi lokal maupun upaya pengembangan untuk pemanfaatan lebih lanjut. Bila dikaitkan dengan kawasan maka konservasi kawasan atau sub bagian kota mencakup suatu upaya pencegahan adanya aktivitas perubahan sosial atau pemanfaatan yang tidak sesuai dan bukan secara fisik saja. Melalui mata kuliah Konservasi dan Preservasi mahasiswa diharapkan memiliki empati dan tergugah untuk turut bertanggungjawan terhadap kegiatan pelestarian warisan budaya yang merupakan sejarah dan pusaka bangsa.
Learning OutcomesMahasiswa mampu melakukan kegiatan konservasi dasar pada bangunan cagar budaya, seperti pendataan dan identifikasi fisik bangunan cagar budaya secara arsitektural sebagai bahan untuk perencanaan teknis pelestariannya.
ReferencesWilliam J. Murthag, 1990, Keeping Time : The History and Theory of Preservation
Budihardjo, Eko, 1994, Konservasi Bangunan di Indonesia
Details ...